10

11.9K 598 316
                                    

Happy reading>>>

Update cepet nihh,,, kalo mau cepet lagi harus komen sama votee🤑🤑🤑

Typo bertebarann~~

Jangan lupa follow cxyvcii_ yaa akak-akak^'

> Semoga paham, dan mengerti apa yang aku tulis🙂🙏


▪︎▪︎▪︎




"Mulai sekarang kau harus belajar untuk menjalani hidup seperti orang lain, karena orang tuaku tidak mungkin selamanya ada di sampingmu,"











Kaivan memutuskan sambungan teleponnya, saat ia sudah mengetahui siapa pemilik nomor ponsel ini.

"Kurang ajar,"

"Sialan kau, Aislin," sambungnya. Ia merasa jengkel sendiri ketika dalam mood yang tengah buruk ini, pikirannya malah kembali tertuju pada gadis itu yang beberapa menit lalu ia tinggal sendirian di sekolahnya.

Kaivan memasang kembali helmnya, lalu ia memutuskan untuk kembali menjalankan motornya. Dia tidak berputar arah untuk kembali ke sekolah, melainkan terus melajukannya hingga ia berhenti di sebuah tempat.

Kaivan menghentikan motornya di sebuah halaman yang cukup luas. Setelahnya, ia memasuki sebuah tempat yang biasa dia tempati bersama teman-temannya tersebut dengan masih dalam perasaan dongkolnya.

Baru saja menginjakkan kakinya ke dalam sana, Kaivan langsung disuguhkan oleh pemandangan teman-temannya yang tengah asik bermain kartu sembari tertawa ria.

"Eh, bro," sapa salah satu dari mereka, ketika melihat Kaivan.

Kaivan hanya mengangkat kedua alisnya, untuk merespon ucapannya. Dia mengalihkan pandangnnya ke arah Gasta yang tengah duduk berdampingan dengan Savian.

"Gas," Gasta mengadakan pandangannya, menatap Kaivan. "Kenapa?" tanya nya.

"Gua-- disuruh nyokap gua buat pulang bareng sama si Aislin. Tapi gua lagi ngantuk, jadi lo bisa--"

"-- dia masih ada di sekolah?"  tanya Gasta, memotong perkataan Kaivan.

Kaivan menghela napas beratnya, lalu dirinya menganggukkan kepalanya.

"Yaudah, gua pamit jemput dia ya. Udah sore, kasian." setelah mengatakan itu, tanpa menunggu jawaban dari Kaivan, Gasta langsung bangkit berdiri dan pergi begitu saja.

Savian yang sedari tadi hanya menyimak, langsung mengalihkan atensinya kepada Kaivan, saat melihat Gasta telah pergi.

"Lo gak akur ya sama adik lo?"

"Adik?" Kaivan berguman sembari menampilkan ekspresi bingungnya. Dirinya seakan melupakan ucapannya tadi pagi.

"Adik lo, Aislin," kata Savian kembali. Dia tidak merasa heran sama sekali atas sikap Kaivan yang seakan-akan melupakan adiknya itu. Dia mencoba memahami akan normalnya  hubungan adik-kakak yang memang terkadang tidak harmonis.

"Ohh, dia. Enggak. Biasa aja," balas Kaivan kemudian. "Gua mau ke atas dulu," sambungnya. Tanpa menunggu apapun lagi, dengan segera Kaivan melenggang pergi meninggalkan Savian dan teman-temannya yang lain.

▪︎▪︎▪︎

"Mommy!" teriak Aislin, sembari menghentakan kedua kakinya.

"Masih belum balik?"

"Aaaa!!" Aislin kembali berteriak, saat ia mendengar suara seseorang dari arah belakangnya. Dengan cepat, ia memutar tubuhnya menatap ke arah sumber suara.

KAIVANWhere stories live. Discover now