12

7.8K 497 61
                                    

haiiii,

Setelah hampir 2 bulan, akhirnya kembali hehe. Maaf ya aku baru bisa balik lagi. Selama 2 bulan aku sibuk banget hhe, gak ketang emng so sibik aja aku mah.

Aku selama 2 bulan ini juga mikirin cerita ini mau aku bawa kemana alurnya. Da akhirnya nemu juga, aku juga nyicil nulis di buku busuk aku yang lecek bngt tapi aku sayang bngt awikwok.

InsyaAllah, sekarang bisa update 2 kali dalam seminggu. Itupun kalo masih ada yang tertarik sama cerita ini. Bissmillah aja dulu.

Happy reading, Guys!

♡♡♡



"Kau masih suka aku 'kan?"




"Pakai itu saja, aku tidak membawa ponselmu,"

Aislin langsung memasang wajah sebalnya. "Aku gak mau, inikan punya kamu,"

"Punyamu juga," kata Kaivan merasa tidak keberatan.

Aislin terdiam untuk sesaat, lalu dia mengerjapkan matanya polos. Dia tak tau apa yang dimaksud Kaivan tersebut, namun dia seolah tak mengambil pusing.

"Yasudah," ucapnya kemudian, dia berniat beranjak dari tempat duduknya itu, namun Kaivan lebih dulu menahan bahunya.

Lelaki itu menatapnya dengan tatapan tajam, "Mau membawa ponselku kemana?"

"Kata kamu ini punyaku juga, jadi mau aku bawa ke tempat duduk aku,"

"Kau boleh memainkannya di sini, hanya di sini." tekan Kaivan kemudian.

"ck," Aislin berdecak sebal. Lalu dirinya menyandarkan tubuhnya di kursi itu. Dia membuka layar ponsel Kaivan secara perlahan. Dan apa? Ternyata Kaivan tipe manusia yang tidak suka memakai password untuk menjaga keamanan ponselnya.

"Kok gak pakai password? Harusnya pakai biar aman, nanti kalo handphone kamu hilang gimana?" kata Aislin mulai mengoceh bak seorang penasihat.

"Beli lagi," jawab Kaivan.

"Kalo mampu beli, kenapa ngambil ponsel aku?" tanya Aislin, mulai menatap Kaivan dengan pandangan sengitnya.

"Kau tidak membutuhkan benda itu,"

"Aku butuh."

Kaivan menghela napasnya kasar. "Mainkan yang ada di tanganmu, jangan mencari yang tidak ada."

Aislin kembali mengalihkan pandangannya ke ponsel Kaivan, lalu dia dengan santainya menekan aplikasi galeri lelaki itu. Dia menggulir ke bawah, foto di galeri ponsel ini begitu sedikit. Hingga membuat Aislin bosan, saat akan keluar dari aplikasi tersebut, mata Aislin lebih dulu tertuju pada sebuah foto yang berhasil membuatnya menatap lama.

Dengan segara Aislin memperbesar foto tersebut untuk memastikan bahwa yang ia lihat benar-benar orang itu. Saat sudah memastikan, Aislin langsung menampakan wajah kesalnya. Dia melempar ponsel Kaivan begitu saja ke atas meja. Dan sontak saja hal itu mengundang tatapan tajam Kaivan.

"Apa? Mau marah?!" sebelum Kaivan mengeluarkan suaranya, Aislin lebih dulu menyantak lelaki itu.

"Sudahlah, aku gak mau pegang handphone kamu lagi. Balikin punya aku nanti!"

Kaivan hanya diam tak menjawab apapun, membuat Aislin semakin kesal. Dia memutuskan untuk pergi dari bangku lelaki itu, dan duduk kembali di kursinya.

▪︎▪︎▪︎

"Lo gak punya temen 'kan? Sekarang waktunya lo berhenti so jual mahal. Ayo ke kantin bareng gua,"

KAIVANWhere stories live. Discover now