54 : Bad Day's 3

2K 62 15
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••

Suara sendok berdenting membuat suasana saat ini tidak terlalu canggung. Ayam saus mentega dan tumis jamur tiram hasil masakan Elin pun dinikmati dengan tenang oleh ketiganya.

"Enak banget. Siapa yang masak? Ovie?" Tanya Varga dan menambah tumis jamur tiram.

"Ovie ngilang dari pagi sama Revan" jawab Farez.

Sedangkan Elin, tersenyum senang masakannya dipuji oleh Varga. "Gue, Var yang masak. Thanks ya pujian Lo" ucap Elin tersenyum menatap Varga.

Varga berhenti mengunyah. Kemudian dirinya pun tersenyum tipis menanggapi ucapan Elin.

Lima menit kemudian, ketiganya selesai dengan kegiatan makannya. Elin segera membereskan piring beserta gelas yang ada dimeja makan. Sedangkan Varga, memilih untuk pergi ketaman belakang.

"Sini, biar gue aja yang beresin sekalian nyuci" kata Farez tiba - tiba menghentikan kegiatan Elin.

"Ga salah denger kan gue?" Pasti Elin menatap heran Farez.

"Sebagai ganti tadi yang gue ga becus bantu Lo masak. Sini, biar gue yang beresin" jelas Farez lagi dan mendorong Elin untuk bergeser.

Gadis itu hanya diam saja menatap Farez. "Makasih ya, kalo gitu gue kedepan" Farez hanya mengangguk tanpa menjawab.

••

Senyum tak lepas dari wajah manis Ovie. Apalagi ditambah tangan Revan yang menggenggam erat tangan Ovie.

Tak terasa, keduanya sudah sampai di villa milik Varga.

"Sepet banget mata gue liat orang habis pacaran"

Sindir seseorang membuat Ovie kaget. Reflek tangannya ingin melepas genggaman Revan. Namun tangan cowok itu terlalu erat menggenggam tangan gadis itu.

"Biarin aja, sayang" jawab Revan lembut yang lagi - lagi membuat Ovie meleleh.

"Dari mana aja sih kalian berdua? Tega banget Lo Vi ninggalin gue sendirian disini. Mana tuh si kampret nyebelin banget lagi" cerocos Elin sembari duduk di teras.

"Kampret? Farez?" Tanya Ovie menebak.

"Ya siapa lagi ih..." Jawab Elin sebal. "Kalian belum pada makan kan? Buru sana makan. Gue udah masak"

"Enak ga?" Tanya Revan tiba - tiba.

"Dijamin nambah! Udah sana. Gue mau sendirian disini"

Revan dan Ovie hanya mengangguk. Kemudian keduanya langsung masuk kedalam villa.

Revan tak hentinya menggenggam erat tangan Ovie. Sampai dimeja makan, mereka melihat Farez yang tengah memainkan game di ponselnya.

"Pergi Lo" usir Revan.

Farez melirik sekilas siapa yang mengusirnya itu. Kemudian menghembuskan nafasnya kasar sembari mematikan ponselnya. "Dateng - dateng ngusir lagi. Males ah gue disini aja"

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang