22 : Kasihan or Perduli?

5.6K 217 8
                                    

•••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••••

Revan menghentikan mobilnya didepan sebuah minimarket. Cowok itu menghembuskan nafasnya pelan dan keluar dari mobilnya.

Revan melangkahkan kakinya memasuki minimarket tersebut. Banyak pasang mata pengunjung minimarket dan juga penjaga kasir disana yang notabennya adalah para gadis menatapnya kagum.

Namun, Revan hanya tak acuh dan tetap berjalan mencari sebuah benda yang tidak terlalu dirinya paham.

Revan mengambil ponselnya disaku jaketnya. Membuka pencarian google dan searching nama benda itu. Setelah muncul gambarnya, cowok itu kembali melangkah mencari benda tersebut diminimarket ini.

"Banyak banget?" Gumam Revan setelah berdiri tepat didepan benda yang sedang dicarinya.

"Beli yang mana?" Gumam Revan lagi. Tiba - tiba ada dua orang gadis yang ingin melintas melewati Revan. Kedua gadis itu sama seperti Revan, masih menggunakan seragam tetapi sekolah yang berbeda.

"Maaf, bisa bantu gue?" Tanya Revan kepada kedua gadis itu.

Sontak kedua gadis itu menahan diri untuk tidak berteriak senang. Bagaimana tidak? Bayangkan jika kalian dimintai bantuan oleh cowok yang sangat amat tampan dan rupawan. Terjerit - jerit pasti hati lo!!!!

"B-bisa.. bantu apa emangnya?" Tanya salah satunya dan merapihkan rambutnya.

"Cewek suka pake pembalut yang mana?"

Kedua gadis itu melongo tidak percaya dengan pertanyaan yang keluar dari mulut Revan. Tak lama, kedua gadis itu berusaha menahan tawanya. "Pftt.."

Wajah Revan berubah menjadi sangat datar dan dingin. "Gue ga bercanda."

Seketika, kedua gadis itu menghentikan tawanya karena takut mendengar nada bicara Revan. "S-sorry, b-biasanya pake yang ada sayapnya. Yang i-ini" ucap salah satunya dan menunjuk kesalah satu merk pembalut yang berjejer rapi disana.

Tanpa menunggu lama, Revan segera mengambil enam bungkus pembalut yang ditunjuk salah satu gadis itu. "Makasih"

Kemudian Revan pergi meninggalkan kedua gadis itu yang masih setia menatap punggung Revan tidak percaya.

Revan sampai dikasir. Lumayan antri. Akhirnya Revan terpaksa ikut mengantri. Jangan tanyakan bagaimana kondisi minimarket saat ini.

Semua penghuni disana menatap Revan aneh dan bahkan secara terang - terangan menertawai Revan karena Revan membawa banyak sekali pembalut ditangannya. Tanpa keranjang!!!

Revan hanya diam dan tetap memasang wajah datarnya.

"Berapa?" Tanya Revan setelah semua belanjaannya dimasukan kedalam kresek.

"165 ribu" jawab kasir itu sambil sesekali terkikik geli.

Revan mengambil dua lembar uang berwarna merah dan meletakannya dimeja kasir. Tanpa berniat menunggu kembaliannya, Revan segera keluar dari minimarket dengan membawa kresek belanjaannya.

Cold BoyWhere stories live. Discover now