Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
▪▪▪▪▪
"Mama mertua, makasih ya sarapannya. Ovie suka, enak"
Saat ini Ovie dan Valerie sedang duduk diayunan taman dengan Ovie memeluk Valerie dari samping dan menyandarkan kepalanya dipundak Valerie.
"Sama - sama sayang"
"Oh ya, ini kan hari libur, kok papa mertua pergi ke kantor sih?" Tanya Ovie penasaran.
"Ada masalah kecil dikantor. Ya seperti penghianat. Memang banyak yang ga suka dengan kesuksesan papanya Revan. Jadi ya gitu, Vi" jawab Valerie mengelus pundak Ovie lembut.
Ovie hanya mengangguk. "Ma, kok dari tadi Ovie ga liat Revan ya?"
"Oh iya mama lupa, Revan semalem ga pulang, nak"
"Loh kenapa, ma? Terus sekarang Revan dimana?" Panik Ovie merasa khawatir.
Valerie tersenyum melihatnya. "Jangan khawatir, Revan ada dirumahnya"
"Rumah? Ini kan rumahnya, ma?"
"Engga sayang. Ini mansion mama dan papa. Revan punya rumah sendiri. Pemberian dari papa Revan saat Revan berulangtahun yang ke sepuluh tahun." Jelas Valerie.
"Jadi Revan punya rumah sendiri, ma?"
"Iya, sebenarnya tujuan papanya Revan itu agar Revan bisa mandiri dengan hidup sendiri. Tapi karena mama yang ga bisa jauh dari Revan, mama menolaknya. Jadi Revan hanya akan tinggal disana kalo dia lagi ada masalah aja. Jadi kamu ga usah khawatir oke?"
Ovie hanya mengangguk.
"Tapi, mama bingung. Memangnya Revan ga cerita sama kamu?
"Engga, ma. Asal mama mertua tau ya, Revan itu cuek sama Ovie. Jangankan Revan cerita ke Ovie ma, bales chat sama telfon aja ga pernah ma"
"Masa?"
"Beneran, mama mertua"
"Tapi sama mama, Revan itu baik. Ya walaupun ga terlalu banyak bicara"
"Iya, Ovie udah nyimpulin waktu Ovie salah paham sama mama dan Revan" jawab Ovie.
Valerie menoleh menatap Ovie. Sepertinya ada yang salah dihubungan Revan dan Ovie. Terlihat jelas dari raut wajah gadis itu.
"Ma, boleh ga ceritain sedikit tentang sikap papa mertua ke mama? Ovie penasaran" tanya Ovie menatap wajah cantik Valerie.
