Tigapuluh enam

6.4K 745 23
                                    


Happy reading~
.
.
.
.

Sudah hampir 2 mingguan Helnan berada di rumah sakit, selama itu itu pula Helnan tidak pernah bertemu dengan anak kecil yang baru saja menjadi temannya. Haikal. Entah kemana anak kecil itu Helnan juga tidak tahu, bahkan Helnan hampir setiap harinya ke taman rumah sakit hanya untuk bertemu dengan Haikal tapi naas Helnan sama sekali tidak pernah melihat siluet tubuh Haikal.

Helnan pernah berfikir apakah Haikal sudah sembuh lalu anak itu kembali pulang ke rumahnya. Helnan juga bingung jika pun Haikal masih di rumah sakit ia tidak tahu ruang rawat anak itu dimana, jadinya Helnan merasa sedih tidak bertemu dengan Haikal sama sekali padahal siang ini Helnan akan kembali ke mansion.

Helnan hanya menghabiskan harinya di rumah sakit seperti melakukan jadwal check up dan juga kemoterapi yang di sarankan oleh dokter Farhan. Tubuhnya beberapa hari ini sering drop bahkan Helnan dapat merasakan perubahan pada tubuhnya salah satunya ia terlihat lebih kurus.

Helnan tahu itu adalah efek dari pengobatan yang ia jalankan sekarang.

"Abang?"

Hanggarila yang tengah membuka pintu mobil dia urungkan saat mendengar panggilan adiknya.

"Kenapa?"

"Helnan mau ketemu sama Haikal." Hanggarila diam sesaat, beberapa hari terakhir ini Helnan sering sekali berbicara soal anak yang bernama Haikal itu.

"Nanti ya, nanti Abang bakalan cari teman Adek itu." Ujar Hanggarila.

"Waktu itu Haikal janji bakalan ketemu sama Helnan kalau udah sembuh tapi udah lama enggak ketemu juga." Katanya dengan wajah sedih padahal Helnan berharap akan bertemu dengan Haikal lalu ia akan memperkenalkan Ucup pada Haikal sesuai janjinya waktu itu.

"Mungkin Haikal nya belum sembuh, makanya belum bisa ketemu sama Adek."

Helnan tampak diam matanya mengedar sepanjang daerah rumah sakit. "Haikal sakit apa ya Abang?" Gumamnya lirih.

Hanggarila sedikit berjongkok keduanya masih berdiri di depan mobil. "Abang juga enggak tau, Adek berdoa aja supaya bisa ketemu Haikal lagi." Kata Hanggarila menggenggam tangan Helnan.

Helnan hanya membalas dengan anggukan kepalanya, semoga saja ia bisa bertemu dengan Haikal lagi pikir Helnan.

"Ayok masuk, kita tunggu Mama sama Papa di mobil aja." Ujar Hanggarila membuka pintu mobil lalu menyuruh sang adik masuk.

Hampir 10 menit menunggu Helnan langsung tersenyum lebar melihat kedua orang tuanya yang beriringan berjalan menuju ke arah mobil mereka.

"Mama." Pekiknya menyambut Rinjani saat pintu mobil terbuka.

Rinjani membalas senyum putranya. "Kenapa? Adek senang ya bisa pulang hari ini?"

Lantas Helnan langsung mengangguk. "Senang banget Helnan kangen semuanyaaa... Helnan kangen sekolah tapinya~?"

"Helnan sedih juga, Elnan belum ketemu sama Haikal kata Abang Elnan berdoa supaya Haikal cepat sembuh biar Helnan bisa ketemu sama Haikal juga."

Rinjani mengelus pipi Helnan. "Pinter, Adek juga harus sembuh biar bisa sehat lagi, terus kalau ketemu sama Haikal bisa main sepuasnya."

.
.
.
.

Sepulang Helnan dari rumah sakit anak itu menghabiskan waktunya untuk beristirahat total di kamarnya. bahkan ia sudah sangat lama tertidur tidak merasa terganggu sama sekali dengan suara apapun saking nyenyak nya.

Abangnya sudah bergantian masuk ke kamarnya untuk membangunkan adiknya tapi tidak membuahkan hasil sama sekali.

Bahkan sekarang jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, tampak ada Damar, Danuarta, yang duduk di sofa tengah berbincang di temani kedua anak tertuanya juga Hanggarila dan Samuel.

Dia Helnan | Lee Haechan Where stories live. Discover now