16. Selective Mutism

115 14 15
                                    

Selamat membaca...
Share baiknya, diskusikan buruknya.

Masa Lalu....

Empat hari, enam hari, hingga sepuluh hari berlalu. Lintang kini tinggal bersama kedua orangtuanya. Berhari itu pula ia hanya melakukan aktifitas rumah tanpa berbicara.

"Nak, kunci rumah kamu mana?" Kata ayahnya.

"Ini," jawab Lintang, cepat.

"Kamu yakin,nak, mau kontrakin rumah itu?" Tanya ibunya.

Lintang mengangguk tanpa suara.

"Setelah bertahun-tahun tinggal dengan nyaman di sana, kenapa tiba-tiba ingin menyewakan dan malah ingin menjualnya juga?" Tanya ibunya hati-hati. Meskipun Lintang tidak bicara, ia tahu bahwa putrinya itu sedang menghadapi luka yang mungkin cukup dalam.

Lintang hanya tersenyum, dan beranjak dari duduknya.

"Nak, hari ini ruko yang di dekat pasar, akan mulai renovasi, kamu bisa tungguin di sana? Daripada di rumah aja," kata ayahnya.

Lagi, Lintang hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Itu kan tiga ruko akan dijadikan satu, ada advanture store, milik kita, ada minimarket. Jadi akan bagus sekali. Nah nanti mungkin pengembang minimarketnya akan datang juga untuk instalasi mesin kasir. Kamu tidak masalah kan?" Kata ayahnya.

Lintang menjawab hanya dengan menggeleng dan tersenyum memberi tanda mau. Ayahnya pun beranjak keluar rumah untuk bekerja. Keluarga mereka memang memiliki unit usaha di bidang petualangan alam, khususnya perlengkapan camping dan pelayanan untuk hiking.

"Kita bicara sebentar," ajak ibunya.

Lintang mengangguk.

"Ibu pikir setelah kamu dewasa, ini tidak akan terjadi lagi. Kita ke dokter ya nak," ajak ibunya.

Lintang hanya menggeleng tipis, lalu menulis di papan kecil ukuran A5 yang biasanya ia bawa saat ada kendala bicara. "Tunggu ya bu. Lintang pasti bisa atasi."

Ia pandang lekat ibunya, berharap dengan tatapnya itu mampu menenangkan, tapi malah tatap kasihan dari sang ibu membentuk tetesan air matanya sendiri. Tenggorokannya semakin terasa penuh. Tangis itu pun pecah, sang ibu berdiri untuk memeluknya erat.

"Katakan sesuatu nak," ucap sang ibu. Namun, tangisnya kian parah. Dan ibunya hanya mengelus dan menepuknya untuk menenangkan.

***

Selective Mutism adalah jenis kecemasan yang membuat penderitanya kesulitan berbicara pada keadaan sosial tertentu. Meskipun selective mutism lebih umum terjadi pada anak-anak, kondisi ini juga dapat terjadi pada orang dewasa. Pada orang dewasa, selective mutism dapat terjadi karena kecemasan sosial atau gangguan kecemasan lainnya.

Orang dewasa dengan selective mutism mungkin mengalami kesulitan dalam berbicara atau berinteraksi dengan orang lain di situasi-situasi sosial tertentu, seperti di tempat kerja, dalam pertemuan keluarga atau sosial, atau bahkan di lingkungan yang lebih santai seperti di tempat olahraga atau klub sosial.

Selective mutism pada orang dewasa dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menjalin hubungan sosial, mencari pekerjaan, atau bahkan melakukan tugas-tugas sehari-hari seperti berbelanja atau melakukan transaksi di bank. Oleh karena itu, diagnosis dan perawatan yang tepat sangat penting untuk membantu orang dewasa dengan selective mutism mengatasi gangguan ini dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Kemudian Apa...?Where stories live. Discover now