04. Memilih Lagi

311 26 19
                                    

Selamat membaca...
Terima kasih sudah mampir. Terima kasih juga untuk komen & vote-nya... Biar makin semangat upload..
***


Kompetisi bisnis yang akan diikuti memang bukan kompetisi untuk pemula. Di antara persyaratannya adalah bahwa usaha yang didirikan sudah berdiri setidaknya lima tahun. Sementara itu hal yang dinilai adalah inovasi pada pengembangan SDM, pemasaran dan produksi. Pihak penyelenggara juga menggandeng beberapa orang dengan pengalaman leadership bagi perusahaan yang butuh semacam CEO untuk memimpin selama kompetisi, jika kedua belah pihak merasa cocok bisa terus berjalan bersama seusai kompetisi.

"Pak Arga, ini kebetulan kandidat CEO yang ada tinggal satu orang saja. Kami memang tak bisa menghadirkan banyak kandidat untuk itu. Dengan lima puluh brand yang turut serta kami hanya mangundang lima orang. Karena kebanyakan perusahaan pasti memiliki founder yang tak keberatan untuk maju sebagai CEO nya sendiri." Demikian penjelasan crew saat Arga mengajukan permohonan untuk recruitment CEO baru.

"Apa saya bisa lihat profile-nya?" Tanya Arga.

Sesuai prosedur, crew tersebut memberikan data komplit kandidatnya, lengkap dengan pengalaman leadershipnya. Setelah saling berkenalan secara resmi melalui surel akhirnya mereka sepakat untuk bertemu. Menurut Arga profile-nya sangat cocok dengan perusahaan serta sepertinya secara persona calon CEO itu akan cocok dengan Lintang. Karenanya hari itu Arga langsung mempertemukan Lintang dengan kandidat tersebut. Siapa sangka setelahnya terjadi kecelakaan yang menyebabkan putri kedua Lintang cedera di bagian lengan.


"Kak. Untuk divisi yang akan kita ikutkan kompetisi ini, biar saya sama CEO baru itu yang maju ke THE NEXT. Kasihan Alir," kata Arga, ketika menemui Lintang di Rumah Sakit. Saat itu mereka ngobrol di depan ruang pasien. Karena kebetulan Alir sedang ditemani oleh kakaknya bermain. Dan Lintang memang minta izin pada putrinya itu untuk mengurus pekerjaan di luar ruang pasien,

"Divisi itu baru saya buat beberapa bulan yang lalu. Kamu belum terlalu paham," tolak Lintang.

Belum sempat menanggapi ucapan Lintang, seseorang muncul menyapa mereka berdua. Tak lain adalah Sinar.

"Hey... boleh saya bergabung?" Tanyanya.

"Oh, iya, silakan," Kata Arga. Namun, setelah itu ponselnya berdering, dan Arga buru-buru pergi.


Canggung, tak ingin terlalu menyapa, namun rasa terima kasih Lintang pada Sinar tak mampu ia tutupi. Bagaimana tidak, jika tak ada Sinar yang tetiba muncul entah sepanik apa jadinya.

"Tadi aku beli bubur ayam di depan. Kayanya enak," kata Sinar, santai, seperti seharusnya teman. "Kamu masih alergi kacang? Tadi aku minta pisahin," lanjutnya.

Lintang tersenyum, lalu mengambil kotak bubur yang disodorkan oleh Sinar.

"Tadi tuh aku canggung, loh. Kamu emang selalu bisa, ya, bikin suasana jadi akrab," kata Lintang yang kini duduk berhadapan dengan Sinar.

"Canggung? Karena aku adalah orang baru di perusahaan kamu, atau karena kita sudah berjanji untuk menjadi asing jika bertemu lagi?" Tanya Sinar.

"Tidak harus dijawab, kan?" Lintang kembali bertanya. Lalu menyantap buburnya.

"Oh iya. Ada beberapa hal yang ingin aku pelajari dari divisi produk yang kupimpin ini. Mulai dari konsep dasar. Profile brand, dan juga, aku perlu tahu di divisi ini aku kerja sama siapa aja," Sinar membicarakan pekerjaan.

Kemudian Apa...?Where stories live. Discover now