13 ~ MATA-MATA

1.3K 164 7
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

• • • • •

Sejak kehamilan Via yang kedua ini, entah kenapa Via jadi lebih suka berada di markas AERLANG. Hampir setiap hari jika Azlan tidak sibuk, ia akan mengajak Azlan ke markas.

Pagi itu sekitar pukul 09:30, mereka sudah berada di markas. Jika pagi hari di markas memang tidak begitu banyak anggota yang datang, karena mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Berbeda dengan saat sore hari, markas akan terlihat ramai, karena para anggota suka bersantai di sana setelah selesai melakukan aktivasi seharian.

"Om makan apa?" tanya Raffa, yang berdiri di samping Alvaro.

"Makan kacang.. Raffa mau?" tanya Alvaro sembari mengupas kulit kacang dan menyodorkan isinya pada Raffa.

Raffa yang ditawari makanan itupun segera menyambutnya dan reflek mencari tempat duduk agar bisa segera melahap kacang itu. Raffa tidak akan makan sesuatu dengan posisi berdiri, ia selalu ingat nasehat Azlan jika ingin makan apapun harus duduk dan membaca basmalah terlebih dahulu.

Devan yang paham jika Raffa ingin duduk itupun segera mengangkat tubuh kecil Raffa ke atas sofa, kebetulan posisi duduknya memang dekat dengan Raffa yang berdiri diantara dirinya dan Alvaro.

Setelah Devan mendudukkan Raffa di sofa, Raffa segera menyilangkan kedua kakinya, kemudian membaca basmalah, baru melahap kacang yang sejak tadi ia genggam. Membuat para anggota inti kagum melihatnya.

Di sana memang hanya ada anggota inti yang duduk berkumpul di sofa, sedangkan anggota yang tinggal di markas sedang pergi bekerja. Karena hanya Via wanita yang ada di sana, sehingga Via lebih memilih untuk bermain dengan Mauza dan Muezza. Awalnya Raffa bersama Via, namun saat melihat para anggota nyemil, ia jadi tertarik.

"Itu apa om?" tanya Raffa sembari menunjuk sesuatu ditangan Devan.

"Ini namanya kuaci.. Raffa mau?" tawarnya sembari menyodorkan kuaci yang awalnya ingin ia makan.

Raffa mengangguk dan segera mencicipinya, rasa kuaci yang manis-manis gurih itu membuat Raffa menyukainya. Raffa mengangguk-angguk lucu sembari tersenyum saat mengunyah kuaci itu.

"Mau lagi om.." katanya.

Devan tersenyum dan segera mengupaskan kulit kuaci itu. Azlan yang juga duduk di sana hanya diam sembari memperhatikan Raffa, namun pikirannya tengah melayang kemana-mana. Rasa khawatir terhadap anak istrinya masih sangat terasa, ia terus berpikir setiap harinya agar keluarganya bisa hidup tenang.

Saat tengah asik menikmati kuaci, tiba-tiba terdengar suara terompet pedagang pentol keliling yang kebetulan sedang lewat didepan markas. Raffa yang sering makan pentol itu tentu saja tau jika itu suara terompet pedagang pentol.

My HubbyWhere stories live. Discover now