32. 1/2 kebenaran?

Mulai dari awal
                                    

"Hmm".

"Parah sih, udah sana keluar, pokoknya aku kesal sama kamu". Ina melemparkan bantal UKS kearah Evan yang malah asik dengan hpnya, tapi berhasil ditangkis oleh sang empu.

"Lu belum makan?". Tanya Evan yang malah mengabaikan kekesalan Ina.

"Gak penting". Jawab Ina menyedekapkan kedua tangannya.
"Udah sana keluar". Usir Ina.

Evan mengangguk mengiyakan perkataan Ina, lalu berjalan keluar meninggalkan UKS.

"Iih nyebelin banget sihh".

*****

Sudah Setengah jam Ina berada di UKS, mimisannya juga tampak sudah berhenti. Ina memutuskan untuk mengisi perutnya yang belum diisi dari pagi tadi. Namun baru saja hendak beranjak bangkit dari branker, suara langkah kaki seseorang terdengar menuju kearahnya. Seketika Ina menutup matanya kembali.

"Hai, inakan? Gue tau lu gak tidur". Tanya seorang gadis yang berdiri dihadapannya. Ina sedikit kaget ternyata yang menghampirinya seorang gadis, ia fikir tadi itu adalah evan. Apa gadis ini salah satu dari fans Evan fikir Ina.

"I-iya kak, kenapa ya kak?".

"Eh jangan panggil gue kakak, kita seangkatan kok, ini gue cuma mau ngasi ini kok ke lu". Kata gadis itu memberikan sebungkus roti dan air minum kearah Ina.
"Ini titipan dari Evan". Lanjutannya saat tak mendapatkan respon dari Ina.

"Evan? Terus evannya kemana sekarang?".

"Iya, Sekarang Evan lagi tanding basket". Kata gadis itu, yang hanya dibalas anggukan oleh Ina.

"Kayaknya kita belum kenalan deh, kenalin gue gigi, partner organisasi Evan". Kata Gigi ramah, mengulurkan tangannya ke arah ina.

"Ina".Jawab Ina canggung, menyambut uluran tangan itu.

"Lu siswi yang cabut itukan? Beruntung ya lu, Evan yang langsung nangani kasus lu, kalau gue yang nangani beda lagi ceritanya". Kata gadis itu santai, namun terkesan menyindir.

"Biasa aja sih, soalnya Evan pasti adil kok kasi hukumannya". Kata Ina, wah benar sepertinya gadis ini ingin cari ribut kepadanya.

"Haha iya sih, makanya gue suka sama Evan". Frontal gigi yang membuat Ina menahan tawanya.

"Tenang aja kok, aku bukan saingan apalagi ancaman bagi kamu, orang tadi kata Evan aja aku gak penting, jadi aku bisa dihapus dari daftar saingan kamu kok". Kata Ina meyakinkan.

"Bagus deh, kalau gitu gue keluar dulu, masa waketosnya tanding ketosnya gak ada sih, iya gak". Kata Gigi berjalan meninggalkan UKS begitu saja.

"Dih, sok cantik, walaupun bukan aku, tapi saingan kamu masalalunya kali". Kesal Ina, merubah raut wajah ramahnya menjadi masam.

Brak!

"INA!". Teriak Wawa dan Fani yang tiba-tiba masuk.

"Lu kenapa cill, ada yang sakit gak? Evan chat gue tadi, katanya lu mimisan, sorry gue baru buka hp". Tanya Wawa panik, Melihat Ina mengelus dadanya.

"Enggak, udah mendingan kok, santai-santai, lain kali jangan ngagetin ya, hampir copot jantung aku".

"Seriusan?". Tanya Fani mengecek keadaan Ina.

VaNa(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang