25. Tanda tanya

Beginne am Anfang
                                    

Acara istirahat ina terpaksa berakhir, dikarnakan seluruh siswa disuruh berkumpul untuk didik mengelilingi api unggun.

Roundwon acara kali ini cukup simpel, mereka hanya akan duduk dan memainkan sebuah permainan yang klasik, apa lagi kalau bukan truht or dare.

Semua orang menatap ina yang baru saja datang, sadar akan tatapan orang orang mengarah padanya, ina langsung saja mangambil duduk disamping wawa dan fani.

"Dari mana na?". Tanya fani

"Tenda".

"Lu sehatkan cill, tangan lu dingin nih". Kata wawa yang tak sengaja menyentuh tangan ina.

"Hmm". Ina merasa pikiran dan hatinya tak tenang dari tadi, ditambah matanya tak sengaja melirik orang yang duduk diseberangnya.

Dari kejahuan ina melihat evan mengusap tangan rara lalu meniupnya, sepertinya gadis itu kedinginan juga, pikir ina.

Suara panitia menyadarkan ina dari lamunannya. Saat evan menatap kearahnya, ina langsung mengalihkan pandangannya.

"Baik lah kakak - kakak semua, aturan permainannya simpel, kita akan mengoperkan spidol ini keorang yang ada disamping kita, dan nantinya akan diputarkan sebuah lagu, lalu disaat lagu itu berhenti, maka orang terakhir memegang spidol yang akan memilih antara truth atau dare".

"Oke jika semua sudah paham dengan aturanya, kita mulai dari kak nafi".

Lagu mulai diputar, mereka menikmati permainan dengan ikut menyayikan lagu tersebut.

Ina hanya bertepuk tangan dan tidak berniat mengeluarkan suara. Berbeda dengan dua soibnya itu, yang sudah berteriak teriak sangking asiknya.

Ina asik menatap evan dari kejahuan, setiap perubahan raut wajah evan, tidak luput dari pandangan ina. Rasanya ina ingin mengabadikan setiap moment walau dari kejahuan. Ina mengikari hatinya lagi, ia tidak bisa melupakan rasanya.

"Akhhh evan ganteng banget, gimana cara lupainnya coba". Gumam ina menutup matanya dengan kedua tangannya.

Saat lagu sudah berhenti semua orang langsung berteriak heboh. Lagu berhenti, spidol sudah ditangan orang terakhir yang memegangnya, orang tersebut hanya tinggal pasrah dan memilih truth atau dare.

"Baik, kak billa, silahkan memilih".

"Dare".Jawab billa tanpa basa basi

"Wahh, ada kah yang ingin memberikan tantangan".

"gue gue". Fani begitu bersemangat mengajukan dirinya.

"Jujur lu bill, lu lagi suka sama siapa".
Mendengar perkataan fani, wawa yang berada disampingnya mengplak bahu fani.

"Ini dare bego, tantangan, bukan kejujuran". Geram wawa. Yang lain langsung mentertawakan fani.

"Jujur tentang orang yang disuka didepan semua orang juga termasuk tantangan tau". Kata fani cemberut.

"Sumpah bukan kawan gue". Kata wawa menutup mukanya.

"Yang lain aja lah, gak jadi, bad mood gue". Kata fani menutup mukanya.

"Baik lah ada yang lain".

"Gue". Kata rara mengangkat tangannya.

"Oke silahkan". Semua orang menanti tantangan dari rara. Billa menatap rara tajam.

"Nyatain perasaan lu ke orang yang lu suka". Kata rara menantang.

Mendengar itu billa langsung mengeraskan rahangnya, ntah kenapa rasanya ia sangat membenci gadis yang satu ini.

VaNa(ON GOING)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt