L&B ─ XVIII

967 17 0
                                    

Beberapa benda besar berwarna kuning, beroda empat terlihat meninggalkan lokasi karyawisata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa benda besar berwarna kuning, beroda empat terlihat meninggalkan lokasi karyawisata. bus sekolah mulai memasuki rutenya, mengantar para murid angkatan kedua, kembali menuju ke sekolah.

Di perjalanan, semua murid tampak duduk dengan amat lesu. Pulangnya tak sama seperti pertama berangkat. Semangat kami telah hilang karena rasa lelah, sebelum kembali kami harus membersihkan area hutan agar tetap terjaga kelingkungannya. Ya! Memang harus seperti itu, agar hutan-hutan bisa tetap terjaga serta terlestarikan.

Karena tertidur pulas selama di perjalanan yang berjam-jam, kami tidak menyadari jika bus kami telah tiba di pekarangan sekolah.

“BANGUN!!! BANGUN, SEMUANYA BANGUN!!!!”

Guru-guru pendamping kami mulai memukul-mukul dinding bus, sampai kami tergugah dari tidur lelap yang mengantar kami ke alam mimpi.

“Semuanya cepat turun dari dalam bus! Langsung pulang ke rumah, jangan ada yang mampir-mampir! Mengerti?!!!”

“Baik, Pak... Buk...”

“Aduh pegel bangat.”

“Mana lusa langsung masuk sekolah lagi, capek deh!”

“Eh, besok mau ke mana, ke permandian, yuk?”

‟Oke, gue ikut gabung dong!”

Murid-murid mulai mengatur kegiatan, atau rencana mereka di esok hari. Kami diliburkan hanya satu hari, setelah itu kami kembali ke sekolah seperti biasanya. Terlihat Bita akan pulang bersama jemputan Sarah.

“Awelka, lu pulang bareng siapa? Ada jemputan?” tanya Bita.

“Enggak! Kayanya gue bakalan naik taksi atau angkot deh.” aku menjawab seraya menatap Bita yang akan pergi menyusul Sarah.

“Oh, besok lu bakalan istirahat di rumah aja?” Bita kembali bertanya.

Aku mengangguk, mengakuri pertanyaannya. Aku ingin istirahat, melepas rasa lelah yang terasa seperti berkepanjangan.

Bita mulai berpamitan, “Yaudah, gue deluan, ya~ sampai ketemu di sekolah.”

Aku melihat ke arah Bita yang menarik kopernya, menuju ke mobil. Sarah yang sudah berada di dalam mobil, lantas melambai kecil ke arahku melalui kaca mobil yang tercangah.

“Byeeeee~” aku membalas lambaiannya, seraya tersenyum hangat.

Kemudian... pandanganku mulai mengembara, mencari sosok Carleon. Tapi di lingkungan sekolah itu tak ada tanda-tanda kehadirannya. Mobilnyapun tak kelihatan DNnya. Mungkinkah dia langsung pulang ke rumah?

Aku menghela napas. Bersamaan dengan helaan napasku, Ravael datang menunggangi kuda besinya.

“Mau pulang bareng nggak?” tanya Ravael, menatapku dari lubang helmnya.

Aku menatap ke arahnya, “Lu kan nggak punya jok boncengan.”

“Udah gue pasang kok, demi lu.” ungkapnya.

THE LITTLE SWEET BIG LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang