L&B ─ VIII

1K 31 0
                                    

“Ra─Rava?!!!” paparku terperanjat jegil, tatkala melihat sosok Ravael yang memasuki ring octagon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ra─Rava?!!!” paparku terperanjat jegil, tatkala melihat sosok Ravael yang memasuki ring octagon.

“Woy bro, tumben lu bawa cewek.” Dento datang, menghampiri Artafa yang berdiri di sampingku.

Artafa menengok ke arah Dento yang mendekat, “Pria itu... gue baru lihat sekarang.”

“Siapa? Franko?” tanya Dento, sekilas melirik ke arah pria bertato yang berdiri di sudut ring octagon, “Dia mantan napi yang terkenal liar dalam masa tahanannya dulu.”

“Terus? Kenapa lu biarin Ravael berduel dengan orang seperti itu...” jelas Artafa, tampak khawatir, “Pria itu sepertinya lebih berbahaya dari lawan-lawan sebelumnya.”

“Gue juga udah bingung sama anak itu, dia yang maksain gue buat nerima tawaran Franko...” Dento mulai mendengus, “Akhirnya lu ragu juga sama jagoan lu.”

“Gue nggak pernah ragu! Gue cuma khawatir aja.” jawab Artafa, sedikit gelebah, “Kenapa emang?”

Hahh~ kalau dia kalah kali ini, gue bukan rugi besar lagi. Tapi bangkrut, bro!” terang Dento, “Itu yang gue raguin.”

“Memangnya berapa yang dipertaruhkan?” tanya Artafa, mulai menatap serius.

“Jumlahnya mencap─” Dento yang menyahutinya, sontak menyetop ucapannya, tatkala dia menyadari, jikalau aku tengah menatap ke arah mereka. “Dia cewek lu?” tanya Dento, mengalihkan topik mereka.

Lantas Artafa menoleh ke arahku, dan menganggukan kepalanya, membenarkan ucapan Dento.

Dengan refleks, Dento meraih pundak Artafa dan merangkulnya. “Boleh juga selera lu, dapat yang masih bening, gitu...” desisnya di telinga Artafa. “Kita bahas harganya di dalam ruangan gue aja.” tambahnya, masih berdesis.

Aku mulai mengerutkan alis, melihat gelagat mereka yang berbisik-bisik.

“Awelka, bentar ya~ jangan kemana-mana. Tunggu aku di sini... aku nggak akan lama.” Artafa kemudian berpamitan padaku, kemudian pergi bersama Dento.

Pandanganku akhirnya kembali mengarah ke ring octagon.

“Ingat! Pertarungan ini hanya bisa diakhiri oleh salah satu dari kalian, apabila kalian pingsan atau menyerah...” sebelum meninggalkan ring, sang MC kembali memberikan arahan, “Jika kalian keluar dari ring, maka kalian akan diberikan kesempatan untuk kembali, dalam waktu lima belas detik. Jika tidak kembali, maka kalian akan diblacklist dari arena ini.”

Ting!

Belpun berbunyi, menandangan pertarungan baru saja dimulai.

Pertarungan langsung diawali dengan satu lompatan tendangan tinggi dari Franko, yang melayang ke wajah Ravael.

Ravael yang gesit, refleks mengalicau tendangan Franko, yang hampir saja menerjang wajahnya.

Franko yang selama ini, mengawasi cara bertarung Ravael, dapat dengan mudah membaca pergerakan Ravael. Sontak Franko lekas menyambut Ravael lagi dengan serangan menggasak, menggunakan salah satu kakinya yang mampu melumpuhkan tubuh Ravael, hingga kaki Ravael tertekuk.

THE LITTLE SWEET BIG LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang