L&B ─ I ᥫ᭡ 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐈𝐈 : The Bloom Of Love.

1.1K 50 0
                                    

Cahaya rembulan yang bersinar terang, memancarkan sinarnya, ke sebuah bangunan besar GRAND HOTEL ANL yang terlihat memiliki lantai hingga bertingkat-tingkat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cahaya rembulan yang bersinar terang, memancarkan sinarnya, ke sebuah bangunan besar GRAND HOTEL ANL yang terlihat memiliki lantai hingga bertingkat-tingkat.

Mobil sedan hitam yang dikendarai Carleon, ditumpangi oleh diriku dan Ravael, pada akhirnya terpasah di area parkiran hotel tersebut.

Ini adalah hari pertama bagiku, bertemu dengan keluarga Geithoffer yang merupakan orang-orang terhormat, dan terpandang.

Mereka yang bukan warga lokal, terbang jauh dari luar negeri, hanya untuk menghadiri pertemuan keluarga di Indonesia. Jelas saja hal tersebut, membuatku menjadi tidak percaya diri, serta gugup.

Dan... aku membencinya. Manakala aku merasakan hal itu!

Ravael nampak lebih dulu turun dari mobil, kemudian disusul oleh Carleon.

Saat tiba di depan pintu masuk utama hotel, Carleon baru menyadari di belakang mereka, tidak ada sosok diriku.

Carleon lantas menghentikan langkahnya. “Kau masuk deluan, saja.” suruhnya, pada Ravael yang berjalan di depannya.

“Ung!” Ravael hanya menjawab deham, dan pergi begitu saja, sesuai perintah Carleon.

Carleon kemudian kembali ke tempat parkiran, mencari keberadaanku.

Tubuhku yang masih duduk menyengap di dalam mobil, membuatnya langsung mengeloskan napas lega.

Dia mulai menghampiriku, dan membuka pintu mobilnya, sembari menumpu satu siku tangannya di atas pintu yang terbuka, serta mendundukan setengah badannya, lalu menatapku yang tidak bergeming sekalipun.

“Hm, sedang apa kau, Bocah?”

Aku yang mendengar suara beratnya, langsung tersadar, dan refleks mencondongkan kepalaku ke arahnya.

“Eh? P─Pak Carl...” aku merespon, kemudian melanjutkan ucapanku, “S─Saya sedikit takut, Pak! Keluarga Bapak, pasti bule semua yang hadir. Saya nggak terlalu bisa Bahasa Inggris.”

“Jangan takut! Kan ada aku, dan Ravael yang akan membantumu.”

Mendengar perkataannya, aku mulai merasa sedikit lega.

“Ayo, cepat turun.” perintahnya, membuka pintu mobilnya sampai celangak.

Akupun membungkuk, dan turun dari mobil. Tampak Carleon langsung menjaga pandangannya, manakala tak sengaja melihat belahan dadaku.

“Di dalam nanti, jangan memanggilku, Pak! Panggil namaku saja, dan jangan bicara formal denganku.” kata Carleon, seraya mengendalikan dirinya agar berusaha santai.

THE LITTLE SWEET BIG LOVEWhere stories live. Discover now