Sebuah takdir kembali mempertemukan kedua insan yang terpaut usia yang berbeda 13 Tahun, dan menyatukan mereka dalam ikatan pernikahan.
𝐀𝐰𝐞𝐥𝐤𝐚 𝐕𝐢𝐨𝐫𝐚, gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA, terpaksa menikahi seorang pemuda blasteran...
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Hari semakin larut, suasana malam menyisir penjuru langit yang tak berujung.
Bintang-bintang berkelap kelip di angkasa, menemani rembulan yang memancarkan sinarnya dengan sempurna.
Aku yang tak bisa tidur, karena beban pikiran, memikirkan bagaimana caranya, agar aku bisa membayar hutang sebanyak itu. Belum lagi, aku harus menjalani kehidupan dengan merahasiakan pernikahanku dari teman-teman sekolahku, agar aku dapat melanjutkan pendidikan, tanpa terkena masalah.
Aku yang tak bisa tidur lagi, mulai bangkit dari rebahanku, dan pergi keluar untuk mencari udara segar.
Dengan kaki yang terangkat lembut, aku perlahan menutup pintu kamar Carleon, seraya melihat sekilas pria itu yang terlelap.
Tiba-tiba... Emma menyambut kedatangan Ravael yang baru saja pulang, di tengah malam. Untung saja, aku lebih dulu menutup pintu kamar Carleon, sehingga dia yang tertidur lelap, tak mendengar suara Emma yang bergema di sisi ruangan.
Akupun berjalan mengendap, menuruni anak tangga dengan hati-hati.
Aku menjadi penasaran, dengan sosok adik yang dimaksud Carleon.
Ting... Kling...
Suara kaca yang berbenturan terdengar, berasal dari arah dapur.
Aku yang memiliki rasa penasaran yang kuat, tak bisa mengabaikan rasa penasaran itu. Sehingga aku mengikuti sumber suara tersebut.
Pada akhirnya, terlihatlah sosok belakang Ravael yang sedang minum, usai menceratkan air putih dari pitcher kaca, ke gelasnya.
;Di Dapur╮
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Belakang Ravael seperti tak asing di pandangan mataku, aku jelas mengenali sosoknya yang kusukai itu. Namun aku masih ragu, barangkali itu bukan Ravael.
Akupun beringsar, menyorok di balik dinding roster.
Ravael yang masih membelakangiku, mulai melepaskan jaket semi parka berwarna hitam yang dikenakannya. Terlihatlah tubuhnya mengenakan kaos singlet, berwarna merah gelap.
