Ingat

286 43 6
                                    

Saat itu dini hari. Aku, Harry, Ron, dan Hermione menyelinap dari kamar kami pagi-pagi sekali dan bergegas ke Kandang Burung Hantu untuk mengirim surat kepada Sirius.

Sekarang kami berdiri memandang tanah yang berkabut. Kami berempat bermata bengkak dan berwajah pucat, karena membicarakan Mr Crouch sampai larut malam.

"Coba ceritakan sekali lagi, Harry, (y/n)" kata Hermione "Apa persisnya yang dikatakan Mr Crouch?"

"Sudah kukatakan, omongannya tak begitu masuk akal," kata Harry. "Dia bilang dia ingin memperingat kan Dumbledore tentang sesuatu.  Berulang-ulang dia mengatakan semua salah- nya... Dia menyebut-nyebut anaknya."

"Dia hilang ingatan," kata Harry.

"Separo waktu Kau-Tahu-Siapa?" kata Ron coba-coba.

"Sudah kukatakan," Harry mengulang enggan. Aku juga merasa enggan bercerita soal ini.

"Nah, itu memang salahnya," kata Hermione sengit. dia tampaknya beranggapan anak dan istrinya masih hidup, dan dia terus bicara kepada Percy tentang pekerjaan dan memberinya perintah-perintah." "Dan... ingatkan aku apa yang dikatakannya tentang-"

"Crouch bilang dia bertambah kuat." Sunyi sejenak. Kemudian Ron berkata dengan suara
yang dimantap-mantapkan, "Tetapi dia kan hilang ingatan, seperti katamu, jadi separo dari yang dikatakanya mungkin cuma ocehan kosong..."

"Dia paling waras waktu berusaha bicara tentang Voldemort," kata Harry, yang mengejutkanku dan Ron berjengit mendengar nama itu.

"Dia sangat kesulitan merangkai dua kata, tapi saat itulah dia tampaknya tahu dia berada di mana, dan tahu apa yang ingin dilakukannya. Dia berulang-ulang mengatakan dia harus bertemu Dumbledore."

Harry berpaling dari jendela dan memandang kasau. Separo dari tempat hinggap yang banyak itu kosong, dan sekali-sekali seekor burung hantu akan terbang masuk lewat salah satu jendela, pulang dari perburuan malamnya dengan seekor tikus di paruhnya.

" Andai saja salah satu dari kita bisa lebih cepat sampai... atau harusnya aku tetap tinggal bersama Krum." Kataku menatap mereka. Harry menggeleng kepala nampak tidak setuju.

"Kalau Snape tidak menahanku," kata Harry getir, "kami mungkin tiba di sana pada waktunya. 'Kepala Sekolah sibuk, Potter... omong kosong apa ini, Potter?"

"Mungkin dia tidak mau kau tiba di sana!" sambar Ron cepat. "Mungkin... tunggu... berapa lama menurutmu dia bisa ke hutan? Apakah menurutmu dia bisa tiba lebih dulu di sana daripada kau dan Dumbledore?"

"Tidak, kecuali dia bisa mengubah dirinya menjadi kelelawar atau apa," kata Harry.

"Siapa tahu memang begitu," gumam Ron.

"Kita perlu bertemu Profesor Moody," kata Hermione. "Kita perlu tahu apakah dia berhasil menemukan Mr Crouch."

"Kalau dia membawa Peta Perampok, gampang
untuknya," kata Harry.

"Kecuali kalau Crouch sudah berada di luar
kompleks sekolah," kata Ron, "karena yang ditunjukkan peta itu hanya sampai batas..."

"Shh!" kata Hermione tiba-tiba.

Ada yang sedang mendaki tangga Kandang Burung Hantu. Kami bisa mendengar dua suara bertengka makin lama makin dekat. "... itu pemerasan, kita bisa mendapat banyak kesulitan karenanya..."

"... kita sudah mencoba sopan, sudah waktunya sekarang bermain kotor, seperti dia. Dia tak akan suka Menteri Sihir tahu apa yang dilakukannya..."

"Kuberitahu kau, kalau semua itu kau tulis, itu pemerasan!"

"Yeah, dan kau tak akan mengeluh kalau kita mendapat bayaran banyak, kan?" Pintu Kandang Burung Hantu menghambur terbuka Fred dan George melangkahi ambangnya, kemudian kami membeku.

Our Golden Time | Cedric Diggory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang