Tangga Pertama

555 67 3
                                    

Aku kembali ke kamar, Hermione masih duduk di ujung kasurnya. Masih berkutat dengan Daily Prophet.

Aku masuk dan meletakan bungkusan tadi. Membukannya " Makanlah..." katakku sambil menyodorkan sepotong kue keju.

Hermione menggeleng, " Kau tahu tidak, aku mencari berita tentang Winky, tapi bahkan sampai saat ini tidak ada satupun yang membahas dia."

Aku duduk di sampingnya sambil memakan kue keju itu. " Kasian dia, " Katakku " Tapi kau, kita.... Tidak dapat melakukan apa-apa untuk Winky saat ini. Kau tahu kita tidak dapat membantu dia hanya dengan tidak makan ini." Kataku sambil mengacungkan gigitan kue keju.

Hermione mengernyit, berdiri, kemudian membuka bingkisan tadi dan memakan puding coklat dengan lahab.

" Kau benar, kita harus bersuara." Kata Hermione.

Aku mengganguk, masuk ke kamar mandi dan membersihkan diriku.

Paginya kami sarapan di Aula Besar.
Hermione sudah mau makan seperti biasa.

" Eh, kausudah mau makan lagi, rupanya, " kata Ron " Sudah sadar ya?"
Hermione mengangguk masih sibuk makan, dia makan dengan buru-buru.

" Aku sudah tahu bagaimana cara membantu Peri-rumah mendapatkan haknya." Terang Hermione.

Aku dan Harry saling pandang dan mengangguk.

" Aku akan ke perpustakaan, kau ingin ikut ( y/n)?" Kata Hermione menawari.

" Mungkin nanti aku akan menyusul, ingin ke madam Pomfrey terlebih dahulu." Kataku.

" Masih sakit?, " Kata Harry memandangku
" Kakimu"

" Tidak, aku takut berbekas. Hanya ingin bertanya pada Madam Pomfrey apa dia punya obatnya" Katakku sambil makan kue lapis.

" Kenapa Jadwalnya belum ada sih" Kata Ron. Tak lama si kembar Weasley datang dengan membawa beberapa lembar perkamen.

" Ini untukmu Harry, Hermione dan (y/n)" Kata George sambil mengulurkan pada kami. Kemudian Fred memberi perkamen Ron pada Ron.

Aku menelusuri jadwal hari senin.
" Herbologi bersama Hufflepuff, dua jam ramalan sore ini"  Kataku.

" Pemeliharan Satwa liar....  brengsek, masih juga bareng slytherin...." Kata Ron.

" Aku benar-benar tidak ingin Ramalan." Kata Harry.

" Mestinya didrop saja sama seperti denganku tahun lalu." Kata Hermione meneguk habis jus labunya. 

Ramalan memang buruk sekali menurutku, ruangan pengap karena kelambu-kelambu dan bau wewangian seperti akan menidurkanku.

" Ganti saja dengan Arithmancy. " kata Hermione terlihat santai.
" Gila! Bisa tambah gila aku." Sanggahku yang diangguki Harry. Dalam kesempatan apapun aku akan berusaha menghindari hitungan. Hermione hanya mengangguk.

" Aku akan ke Perpustakaan sekarang, sampai jumpa makan siang nanti..." Kata Hermione berdiri sambil melambai dan terburu-buru pergi.

Aku menghabiskan jus labuku dan mengelap mulutku dengan tisu.
" Aku juga pergi sekarang ya" Katakku yang diangguki Ron dan Harry.

Aku berjalan melewati koridor-koridor yang ramai. Banyak anak anak yang bercakap-cakap dan bercanda santai.

Sampai di Hospital Wing aku membuka pintu dan melihat Cedric dan Madam Pomfrey sedang berbicara.

Cedric berjalan ke salah satu meja di ujung ruangan terlihat melakukan sesuatu.

Aku menghampiri Madam Pomfrey dan bertanya apa ada obat untuk lukakku.
Madam Pomfrey menyuruhku duduk di salah satu ranjang kosong terlebih dahulu. Kemudian Madam Pomfrey meninggalkan aku untuk mengambil obat.

Aku duduk dan memandang Jendela, cuaca sedang cerah, aku berpikir ingin mengajak Neville ke danau hitam atau ke rumah kaca. Ingin mulai belajar lebih untuk materi tentang tumbuhan yang aku suka. Hanya Neville yang tertarik dengan hal semacam ini.

Madam Pomfrey kembali, memberikan Cedric botol kaca cantik yang kemudian di terima Cedric.

Aku kembali mengalihkan pandangan pada jendela. Masih malu untuk menyapa dia, lebih baik pura-pura tidak kenal untuk saat ini.

Tapi ternyata botol itu untukku, Cedric datang menghampiriku.
" Untukku ya?" Kataku memastikan. Dia mengangguk tapi masih tidak tersenyum seperti kemarin malam.

" Terima Kasih,  Diggory." Katakku sambil mengulurkan tangan. Tapi Cedric tidak memberi botol itu.

Dia malah menekuk lututnya dan melihat lukakku. Aku hanya memakai rok selutut, tanpa jubah. Luka di lututku tentu langsung terlihat.

Dia membuka tutupnya, cairan bening seperti air kental terlihat saat dia menuangkan pada lukakku, dia menepuk sedikit kapas untuk meratakan cairanya itu.

Sudah tidak sakit, lukannya sudah kering. Tapi dia benar-benar, hati-hati saat membantu mengobati.

Kami hanya diam, kurasa dia sedang tidak ingin bicara. Lelah mungkin, karena harus jaga malam kemarin.

Aku memandangnya dari atas ranjang, rambut Cedric lebat sekali, tapi masih terhitung rapi. Tidak seperti rambut Harry dan Ron yang mulai panjang tahun ini.

" Bagaimana bisa luka" Tanyanya pelan hampir seperti mengeram.
" Oh, jatuh saat malam kekacauan itu," Katakku
" Sudah lama sekali-kan."

Dia hanya mengangguk. Aku masih merasa dia bukan Cedric yang biasa.

" Terima kasih, Diggory" Katakku saat dia sudah menutup botolnya dan menggulung kasa.

" Kemarin Ced, sekarang Diggory, " katanya " Kau sungguh bukan orang yang konsisten ya?" Tanyanya seperti jengkel.

Aku tertegun, dia marah. Jelas sekali, tapi bahkan aku sendiri tidak paham kenapa dia marah.

" Maaf."  Kataku, tak paham kenapa minta maaf. Dia hanya memandanggku dan berjalan meninggalkanku.

" Kau kenapa Diggory?, " Kataku sambil mengejar dia sedikit. " Kau marah?"

" Tidak" kata Cedric.
" Tapi kau terlihat marah... marah padaku... Kau, kenapa marah." katakku sambil melihat dia mulai menata koper kecil berisi obat-obat.

Cedric terlihat tertegun sadar akan sesuatu.
" Tidak, aku tidak marah. Maaf, mungkin aku kurang sadar situasi"  Katanya dengan nada pelan, tapi sambil menutup koper kecil itu dengan keras.

" Situasi apa.. Ced?" Tanyaku, mengejarnya kembali yang sekarang mulai keluar Hospital Wing, sulit mengimbangi langkah lebarnya.

" Tak apa, " Katanya frustasi, melihat balik aku yang sudah tertinggal " Hati-hati kakimu" kemudian dia berjalan lagi menuruni tangga, meninggalkanku yang berdiri di tangga pertama.

Catatan penulis:
11 April 2023





Our Golden Time | Cedric Diggory Onde as histórias ganham vida. Descobre agora