Turnamen Triwizard

618 62 1
                                    

Aku, Harry, Ron, Hermione, dan Neville
mlompat turun dari kereta kami dan buru-buru menaiki undakan, baru menengadah setelah kami berada dalam Aula Depan yang diterangi cahaya obor dengan tangga pualamnya yang megah.

"Ya ampun," kata Ron, menggoyangkan kepalanya dan mencipratkan air ke mana-mana.

"Kalau hujan terus begini, danau akan meluap Aku basah kayup. ARRGH!"

Aku mengangguk setuju, sambil merapikan rambutku yang agak basah di sebelah Ron.

Balon besar merah berisi air jatuh dari langit-langit ke atas kepala Ron, dan pecah. Cipratan air mengenaiku parah.

Basah kuyup dan menyembur-nyembur. Ron terhuyung ke pinggir hingga menabrak Harry, tepat ketika bom air kedua nyaris menimpa Hermione. Balon itu pecah d kaki Harry, mengguyurkan air dingin ke dalam sepatu kets dan kaus kakinya.

Anak-anak di sekitar kami menjerit-jerit dan mulai saling dorong dalam usaha menghindar dari serangan.

Aku mendongak dan melihat Peeves si hantu jail, melayang enam meter di atas kami. Sosoknya kecil, memakai topi-lonceng dan dasi kupu-kupu berwarna jingga, wajahnya yang lebar dan jahat mengerut berkonsentrasi ketika di siap melempar bom airnya ke sasaran.

"PEEVES!" teriak suara marah. "Peeves, turun CEPAT" Profesor McGonagall, wakil kepala sekolah dan kepala asrama Gryffindor, berlari keluar dari Aula Besar dan terpeleset di lantai yang licin dan menyambar leher Hermione agar tidak jatuh. "Ouch... maaf Mis Granger..."

"Tak apa-apa, Profesor!" sengal Hermione, memija mijat lehernya.

"Kupanggil Kepala Sekolah!" teriak Profesor
McGonagall. "Kuperingatkan kau. Peeves..."

Peeves menjulurkan lidahnya. melemparkan balon air terakhir ke udara, dan melesat ke atas tangga pualam, terkekeh seperti orang gila.

"Nah, ayo jalan kata Profesor McGonagall tajam
kepada rombongan anak-anak yang basah kuyup.

"Masuk ke Aula Besar, ayo!"

Kami berjalan terpeleset-peleset menuju pintu ganda di sebelah kanan. Ron bergumam marah-marah ketika menyeka rambutnya yang basah dari wajahnya.

Hampir saja aku terpeleset kebelakang, tangan yang kuat menyangga punggungku.

" Hati-hati, Kennya.." Katanya pelan, sambil tersenyum.

Wah, gila pikirku, kami semua basah dan kedinginan dan terlihat seperti anak ayam karena Peeves dan dia terlihat kebalikannya.

Senyum ramah masih di sana, ketika dia memegang tanganku dan membantuku ke tempat yang agak tidak licin. Hermione menungguku.

Aku tersenyum, tidak kaget ketika di jubah  dengan pleret kuning itu menampilkan pin Prefect.

" Wah, Diggory kau Prefect juga sekarang?" Tanyaku.

" Oh, Yeah" Dengusnya pelan sambil menatapku.
Dia seolah ingin mengatakan sesuatu ketika tiba-tiba Ron menyela, kembali menghampiri kami.

" Yeah, ambil saja semua.... Ayo (y/n), Hermione," kata Ron " Aku sudah kedinginan....."

Hermione menyusul Ron, aku mengangguk.

" Terima kasih, Diggory. Maaf soal Ron. Kau terlihat perfect " katakku sambil menampilkan ibu jari. Kemudian aku mengejar Ron dan Hermione ke atas. Sudah kedinginan dan tidak sanggup dipandang Cedric Diggory.

Aula Besar tampak megah seperti biasa, dengan dekorasi awal tahun ajaran. Di dalam aula jauh lebih hangat.

" Mudah-mudahan seleksinya cepat. Aku sudah lapar sekali." Kata Harry.

Our Golden Time | Cedric Diggory Where stories live. Discover now