Tanda Kegelapan

700 71 1
                                    

Kami segera berbaur dengan rombongan yang sekarang berduyun-duyun meninggalkan stadion dan kembali ke kemah-kemah.

Nyanyian parau memecah keheningan malam sementara kami kembali menyusuri jalan setapak berpenerangan lentera.

Ketika akhirnya kami tiba di tenda, tak seorang pun ingin tidur. Mengingat kemenangan tadi. Mr Weasley setuju untuk kami semua minum secangkir coklat sebelum tidur.

Selama mereka bercakap-cakap, aku memilih menikmati segelas coklat panasku dengan membaca buku Fantastic Beast and Where to Find Them, di salah satu sofa.

Mr Weasley berdebat dengan Charlie soal kecurangan tadi, dan baru berhenti ketika Ginny tertidur dan menumpahkan coklat panasnya ke lantai. Kemudian Mr Weasley mendesak kami semua tidur.

Aku, Ginny dan Hermione tidur di tenda sebelah.
Aku tidur dengan terbaring nyalang menatap langit-langit tenda berpikir secara mengawang. Tidak tahu apa yang benar-benar aku rasakan, tapi sungguh hari ini sangat menyenangkan.

Tiba-tiba Hermione memeluk diriku dari samping sambil berkata pelan " Kau menyukai dirinya ya? " Tanpa disebut nama, aku tahu siapa yang dimaksud Hermione padaku.

" Entahlah." Jawabku, jujur. Terlalu cepat bagiku, aku masih belum tahu.

Aku akhirnya tertidur, walaupun tidak tahu aku benar-benar tidur atau tidak.

" Bangun! ...(y/n)... Hermione.... Ginny, bangun, cepat!" Aku buru-buru bangun terduduk, panik

" Ada, apa?" Tanya Hermione jelas.

Samar-samar, aku merasakan ada yang tak beres. Suara-suara di bumi perkemahan telah berubah. Nyanyian-nyanyian telah berhenti.

Kami bisa mendengar jeritan-jeritan dan suara orang berlarian. Aku turun dari tempat tidur dan meraih Jaketku.

Mr Weasley bicara terburu-buru " Pergilah keluar... cepat!" " Ginny, jangan lepas gandengan dengan George dan Fred"

Kami bertiga bergegas keluar dari tenda. Ketika keluar Harry sudah ada di depan disusul Ron kemudian.

Dalam cahaya beberapa api yang masih menyala, kami bisa melihat orang-orang berlarian ke hutan, melarikan diri dari sesuatu yang bergerak melintasi lapangan ke arah kami, sesuatu yang mengeluarkan pijar-pijar cahaya dan bunyi seperti letusan senapan.

Olok-olok keras, gelak tawa, dan teriakan orang mabuk terbawa angin ke arah kami, kemudian muncul semburan cahaya hijau terang, yang menerangi suasana. Serombongan penyihir, bergerak rapat dan bersamaan dengan tongkat terarah lurus ke atas, berjalan pelan melintasi lapangan.

Bill, Charlie, dan Percy muncul dari tenda anak laki-laki, berpakaian lengkap, dengan lengan baju tergulung dan tongkat siap di tangan.

"Kami akan membantu Kementerian!"
Mr Weasley berteriak mengatasi semua kebisingan. "Kalian.. masuklah ke hutan, dan jangan berpencar. Aku akan datang menjemput kalian kalau kami sudah membereskan ini!"

"Ayo," kata Fred, langsung menyambar tangan Ginny dan menariknya ke arah hutan. Sisa dari kami mengikuti.

Lentera berwarna yang sebelumnya menerangi jalan setapak menuju stadion telah dipadamkan. Sosok-sosok gelap berjalan serabutan di antara pepohonan. Anak- anak menangis teriakan-teriakan cemas dan suara- suara panik berkumandang di sekitar kami dalam dinginnya udara malam.

Aku terdorong ke sana kemari oleh orang-orang yang wajahnya tak bisa aku lihat. Kemudian aku merasakan Ron akan jatuh dan mengenai diriku. Ron dan aku memekik kesakitan.

"Ada apa?" Tanya Hermione cemas, berhenti mendadak sehingga Harry menabraknya. " Ron ( y/n) kalian diamana? Oh, ini konyol sekali.... lumos!"

Aku merasakan bahwa lututku sedikit terluka
" Oh ya ampun.." Hermione berjalan menuju kami, Ron sudah tergeletak di tanah.

Our Golden Time | Cedric Diggory Where stories live. Discover now