Nanah Bubotuber

316 45 8
                                    

Saat sarapan esok paginya, kejengkelan Ron dan Hermione sudah mereda, Aku dan Harry lega sekali karena ramalan buruk Ron, bahwa para peri-rumah akan mengirim makanan di bawah standar ke meja Gryffindor karena Hermione telah menghina mereka, terbukti tidak benar.

Daging, telur, dan ikan haring asapnya sama enaknya seperti biasanya. Aku makan lahan sekali karena kemarin malam tidak makan dan sekarang lapar.

Ketika burung hantu pos datang, Hermione
mendongak penuh harap. Rupanya dia menanti sesuatu.

"Percy belum sempat membalas," kata Ron. "Kita
baru mengirim Hedwig kemarin."

"Bukan itu," kata Hermione.

"Aku sekarang langganan Daily Prophet. Aku sudah bosan tahu segala sesuatu dari anak-anak Slytherin."

"Pemikiran bagus!" kata Harry.

" Yeah pintar Hermione!" Kataku sambil memakan suapan terakhir makananku.

Harry dan aku ikut memandang burung-burung hantu. "Hei, Hermione, kurasa kau beruntung..." Kata Harry. Seekor burung hantu abu-abu meluncur turun ke arah Hermione.

"Tapi dia tidak bawa koran," katanya, tampak
kecewa. "Dia..."

Betapa tercengangnya Hermione, burung hantu abu- abu itu mendarat di depan piringnya, diikuti oleh empat burung hantu serak, seekor burung hantu cokelat, dan seekor lagi kuning kecokelatan.

Aku segera menghabiskan jus labuku dan menyingkirkan alat makan kami sedikit kesamping.

"Berapa banyak kau langganan?" kata Harry,
menyambar piala Hermione, sebelum ditabrak oleh kerumunan burung hantu, yang semuanya mendekat ke Hermione, berebut menyerahkan suratnya lebih dulu.

"Apa gerangan...?" Hermione berkata, mengambil surat dari si burung abu-abu, membukanya dan mulai membacanya. "Oh, astaga!" dia tergagap, wajahnya merona merah.

"Ada apa?" tanya Ron.

"Ini... oh, konyol sekali..." Kata Hermione. Aku memandangnya bingung.

Dia menyorongkan surat itu kepada Harry, aku yang duduk di samping Harry bisa melihatnya.

Surat itu tidak ditulis tangan, melainkan disusun dari tempelan huruf-huruf yang tampaknya digunting dari Daily Prophet.

Cewek JelEk. HaRRy PottEr layak mendapat gadis lebih baik. Pulang sana ke tempat muggle.
LEbiH cOcoK  UntUK GaDis berambut Hitam.

Aku memandang ngeri surat itu, " Dasar gila bedabah sialan." Kataku marah.

"Semua seperti itu!" kata Hermione putus asa, membuka suratnya satu persatu.

"Harry Potter layak mendapat cewek yang jauh lebih baik daripada orang macam kau...' 'Kau pantas direbus bersama telur katak..."

" Ouch!" Rintih Hermione. Dia telah membuka amplop terakhir, dan cairan hijau kekuningan berbau bensin tertuang ke tangannya, yang langsung penuh ditumbuhi bisul-bisul besar berwarna kuning.

"Nanah Bubotuber yang belum dicairkan!" kata Ron, aku langsung menyambar surat itu dan memungut amplop itu dengan amat hati-hati, bersama Ron. Ron mengendusnya.

"Ow!" kata Hermione, air matanya berlinangan sementara dia berusaha mengelap nanah dari tangannya dengan serbet, tetapi jari-jarinya sekarang dipenuhi bisul yang menyakitkan sehingga kelihatannya dia memakai sarung tangan tebal berbenjol-benjol.

Aku merasa miris seketika membebet langsung tangan Hermione dengan sapu tanganku.

"Kau sebaiknya ke rumah sakit," kata Harry ketika burung-burung hantu di sekeliling Hermione terbang pergi.

Our Golden Time | Cedric Diggory Where stories live. Discover now