Buruk

396 64 6
                                    

" Cho, Apa kau ingin makan coklat ini Cho…?" Kata Cedric lembut pada Cho saat kami sedang makan di meja Gryffindor. Entah bagaimana kami bisa makan bersama di meja Gryffindor.

" Bisa tolong buka-kan Ced…?" Kata Cho sambil tersenyum. Cedric membukakan coklat yang sama yang aku makan saat aku sakit kemudian, memberikannya pada Cho.

Saat Cho makan dia makan hampir sama dengan caraku makan, Cedric tertawa saat melihat ada beberapa remah di bibir Cho lalu Cedric juga menghapusnya dengan Ibu jarinya.

" Kalian bertengkar ya?" Tanya Harry padaku pelan, aku menggeleng tidak mengerti. Seingatku kami tidak bertengkar sama sekali, dan jika ini adalah tipuan, ulang tahunku masih lama sekali.

Cedric tampak tidak peduli dengan diriku ataupun Harry di sini. Mereka hanya menikmati waktu mereka berdua.  Cedric akan tersenyum melihat Cho yang makan sambil menyangga kepalanya dan Cho akan tersenyum cantik melihat Cedric yang terus melihatnya.

" Ced... bicara denganku sebentar" Kataku mengalihkan perhatian Cedric dari Cho.

" Tidak... nanti saja" Kata Cedric ketus padaku.
Tentu aku tertegun setengah mati Cedric bahkan tidak pernah berkata kasar padaku sejauh ini.

Sebelum aku bisa lebih marah atau membalas perkataan Cedric, dua anak perempuan menghampiri meja kami. Satu berambut brunet dan satu berambut pirang.

" Oh Cedric, kau tampan sekali sih…boleh minta tanda tangan?" Tanya gadis yang berambut pirang, terlihat girang sekali melihat Cedric. Dua perempuan itu terkekeh bersama saat Cedric menerima tas milik gadis pirang itu.

Cedric tersenyum seperti artis dan menandatangani tas milik gadis itu. Sungguh dia terlihat tidak seperti Cedric menurutku.

Hermione datang sambil membawa Daily Prophet di tangannya, dia terlihat pucat. Dia menyerahkan halaman utamanya untuk aku baca.

Foto Cedric mencium pipi Cho, ditulis oleh Rita Skeeter.  Rahasia Calon Juara Pertama Triwizard Tournament. Hal Paling berharga Baginya.

Dari judul saja aku sudah kepalang panas, tidak perlu membaca isianya karena bisa saja di detik berikutnya aku akan membalik meja ini atau memukul dua orang di depanku dengan apa saja.

" Di ambil kapan ini...?" Tanyaku langsung pada Cedric. Dia terlihat tidak terkejut ataupun peduli sama sekali.

" Dua hari lalu, " Katanya tenang
" Bagaimana menurutmu?"

Aku terdiam, bingung sekali apa yang sebenarnya terjadi. Cedric menatapku dengan sorotan mata lain, seperti ini sekali lagi bukan Cedric. Ketika masih sibuk menelaah situasi Cho mulai bicara.

" Iyaa… Bagaimana menurutmu Kennya...foto kami…?" Kata Cho sambil memegang lengan Cedric lebih erat lagi. " Aku rasa aku kurang terlihat cantik jika disamping Cedric... dia lebih cantikkan...?"

Aku memandang Harry yang sekarang memandangku. Aku merasa mual. Benar-benar mual.

" Ced… ayo bicara denganku.. " Kataku sambil berdiri dari bangku, Cedric tidak berdiri masih tetap duduk memegang tangan Cho yang ada pada lengannya.

" Kenapa?" Tanya Cedric tanpa ekspresi memandangku " Jika tidak penting di sini saja…"

Setelah mendengar kalimat itu keluar dari mulut Cedric, aku kepalang kaget bukan main " Apa?" Teriakku,

" Tidak penting…?" Kataku sambil menjatuhkan Daily Prophet pada meja. Tidak peduli dengan semua orang di Aula Besar. Tidak peduli jika saat ini kami merahasiakan hubungan kami.

" Tidak bisa Kennya…, aku rasa tidak ada yang perlu kita bicarakan...." Kata Cedric sambil menatapku keji.

" Kau serius Ced..?" Kataku berusaha tidak menangis. Cedric hanya mengangguk terlihat mengacuhkanku seperti aku benda mati.

Our Golden Time | Cedric Diggory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang