Pengakuan

661 80 5
                                    

Aku kembali ke George setelahnya. Kami memilih untuk berjalan-jalan keluar koridor karena aku merasa sudah sedikit bosan.

Aku dan George berdiri di balik semak-semak memakan permen Bertie Botts Beans, kami terpingkal- pingkal tertawa melihat efek permen pada diri satu sama lain.

Kemudian kami membeku karena ada suara, aku dan George memandang berkeliling dari balik semak-semak.  melihat Fleur dan Roger ikut berdiri separuh tersembunyi.

Ron dan Harry juga ada di dekat situ. Ikut mengetahui posisi George dan aku.

"Begitu lihat kau, aku tahu," katanya, dalam suara parau yang aneh.

"Tahu apa, Agrid?" kata Madame Maxime, suaranya pelan seperti mendengkur.

"Aku tahu... tahu kau seperti aku... Apakah ibumu
atau ayahmu?"

"Aku... aku tak tahu apa maksudmu, 'Agrid..."

"Kalau aku, ibuku," kata Hagrid pelan. "Dia salah satu dari yang terakhir di Inggris. Tentu saja aku tak bisa ingat jelas dia... dia tinggalkan kami. Waktu aku kira-kira tiga tahun. Dia bukan jenis keibuan. Yah.... bukan bawaan mereka, kan? Aku tak tahu apa yang terjadi padanya... mungkin sudah meninggal..."

Aku mulai menatap George masih merasa tidak enak menguping pembicaraan mereka, meskipun kami tidak sengaja.

Hagrid mengeluarkan saputangan sutra besar bermotif bintik dan membuang ingus keras-keras. "Tapi... sudah cukup tentang aku. Bagaimana denganmu? Dari pihak siapa kaudapat?"

"Dingin," katanya-tetapi betapapun dinginnya udara, masih jauh lebih dingin suaranya. "Kurasa aku mau masuk sekarang."

"Eh?" kata Hagrid bingung. "Jangan, jangan pergi!
Aku... aku belum pernah bertemu satu pun yang lain sebelum ini!"

"Yang lain apa, persisnya?" tanya Madame Maxime, nadanya sedingin es.

"Setengah-raksasa, tentu saja!" kata Hagrid.

George memandangku.

"Beraninya kau!" jerit Madame Maxime.
"Belum pernah aku terhina lebih dari ini seumur hidupku! Setengah-rak- sasa? Moi? Aku-aku punya tulang besar!

" Ayo!" Ajak George sambil menyambar tanganku. Fleur sudah pergi begitu juga dengan Harry.

Di ujung lorong George mulai bicara " Kau tahu Hagrid setengah raksasa?" Aku menggeleng
" Tapi memang kenapa..." tanyaku seolah raksasa adalah masalah yang besar.

" Memang sudah jarang... bahkan tidak ada... tapi setengah raksasa biasanya dianggap buruk di dunia penyihir..." kata George sambil membawa Jas hitamnya.

" Kalau begitu tolong jangan beritahu siapa-siapa, kita kunci mulut kita" Kataku sambil membuat gerakan mengunci pintu.

Ketika The Weird Sisters berhenti bermain di tengah malam, hadirin memberi mereka tepukan meriah yang terakhir, sebelum bubar menuju Aula Depan.

Aku dan George masih di luar, bercakap-cakap mengenai setengah raksasa. Sampai aula sudah mulai sepi.

Aku mendengarkan George dengan seksama. Karena menurutku dia lebih paham mengenai hal ini. Kemudian kami kembali masuk, berpikir mulai menaiki tangga.

George masih memandangku, aku merasa aneh ketika dia tiba-tiba mendekat, ternyata dia mencoba membersihkan salju dari sanggulku.

Dekat sekali, bahkan dia sudah mulai menunduk, aku merasa tidak dapat bergerak. " Cantik.. kau cantik (y/n)" ketika tangan George mulai memegang pipiku dan hampir saja... hampir...

Ketika tangan yang berlapis kemeja putih memegang tangan George kuat. Kami berdua berkilat memberi jarak. Terkejut dengan orang yang mengintrupsi kami

Cedric berdiri dengan wajah yang terlihat marah sekali. Wajahnya yang putih kini memiliki semu merah yang ketara.

Our Golden Time | Cedric Diggory Where stories live. Discover now