Keluarga Kennya

423 58 12
                                    

" Ketuk George!" Kataku sambil mulai melihat dua jendela yang tertutup rapat dan buram, sedikit berjinjit.

" tok tok tok" " tok..tok… tok, tok, tok"  Kata George, tidak benar-benar mengetuk pintu karena memang seperti itu cara masuknya. Itu termasuk kunci rahasia.

" Sudah berapa kali itu?" Tanya George sambil nyengir.

" Ah,  kenapa tidak kau hitung sih!" Kataku sebal melihat ke arah pintu putih didepan kami.

" Dia akan marah, kita akan dituangi cuka!" Kata Fred memandang pintu lekat.

" Kita mau apa?" Tanya Cedric polos terlihat bingung memandang lekat pintu itu dengan seksama.

" Diam!!!" Kata kami bertiga sambil memberi aba-aba mulut diam.

Memang begitu cara masuknya, kami harus mengetuk pintu delapan kali tapi tanpa benar-benar mengetuk. Kemudian kami harus diam sebisa mungkin dan memandang pintu itu. Memang seperti orang bodoh, tapi makanan disini enak sekali.

" tok tok tok tok tok tok tok tok" Kata George lagi.
" Benar?"

" Sudah delapan" Hitungku dengan jari dan menampilkan delapan jariku.

" Kenapa masih belum di buka?" Tanya George lagi, masih sambil memandang pintu.

" Senjata terakhir ini..." Kata Fred sambil menentang tas plastik yang berisi bom kotoran.

" Ready George?" Kata Fred.
" Ready Fred?" Kata George.

" Jalankan!" Kata kembar Weasley bersamaan.

Dragk

" Aaaaa" Pekik kami berempat, melihat pintu terbuka dengan tiba-tiba, menampilkan  perempuan dengan wajah jutek dan kulit keriput keluar dari sana. Perempuan itu memakai setelah rok biru dengan celemek putih yang ada beberapa noda.

" Oh Ho...!" Kata Perempuan itu mirip suara laki-laki " Sudah lama sekali kalian anak nakal!"

Aku dan George saling pandang nyengir lebar.
Fred mulai masuk melewati lengan perempuan itu dan diikuti George.

" Hanya setahun..." Kata Fred sudah di belakang punggung perempuan itu.

" Dan siapa dia?" Tanya Madam Lu menunjuk Cedric yang ada dibelakangku. Aku buru-buru mengandeng tangan Cedric karena kadang Madam Lu suka cowok tampan.

" Ayo (y/n)!" Kata George sambil membuka pintu lebih lebar lagi, tak membiarkan diriku menjawab.

Aku langsung masuk dan mulai terdiam, aroma santan yang pekat dengan kombinasi daun pandan yang mengingatkan diriku pada Mom. Mom suka sekali bau pandan.

Kami berempat duduk di pojok, Cedric duduk di sebelahku terlihat mengamati tempat ini dengan seksama.

Dekorasi dari tempat ini membosankan, atau malah menyeramkan mungkin bagi sebagian orang. Temboknya bergradasi seperti kayu tapi di cat putih tidak menentu dan sisanya terlihat barang-barang yang tidak memiliki fungsi tapi terlihat antik dan berdebu parah.

Hanya ada kami tentu saja disini.

" Masak apa hari ini Madam?" Tanyaku begitu duduk.

" Kau tidak akan tahu..." Kata Madam Lu ketus kepadaku. George dan Fred mulai tertawa.

Aku mengeleng kepala sudah biasa dengan hal seperti ini " Aku mau pangsit kalau begitu, dan empat porsi peking duck..."

Madam Lu mencatat dengan tanganya seperti cara kerja muggle di restoran biasa.
Dia masih memandang Cedric yang dari tadi hanya diam.

Our Golden Time | Cedric Diggory Where stories live. Discover now