17. Pulang, Kevin

2.2K 289 166
                                    

Jika Nayanika punya waktu luang, seringnya digunakan main futsal. Seperti malam ini, sebelum besok manggung di luar daerah, Kevin dan kawan-kawan menyempatkan diri untuk tuntaskan dahaga akan hobi mereka. Di gedung olahraga dekat rumah Joan, tempat biasa mereka bermain, permainan baru saja akan dilangsungkan. Di pinggir lapangan, Sheila dan Gisella duduk bersebelahan. Di seberang lapangan, terlihat Kamila memangku Zola, duduk dengan Jeje.

Di pertandingan kali ini, Nayanika mengundang anak-anak Andromeda; sebuah band yang mengawali karir di waktu yang sama dengan Nayanika.

Para pemain stanby di lapangan. Mereka semua sudah bersiap di posisi masing-masing. Nayanika menurunkan semua anggota plus Marka dengan formasi Jamie yang malas lari-larian sebagai penjaga gawang. Arjuna jadi anchor bersama Marka yang walau badannya tidak berotot-otot amat, tetapi selalu bisa diandalkan untuk mengamankan area sekitar gawang. Dua lelaki itu cukup tangguh melindungi benteng pertahanan Jamie. Kevin dan Joan pegang peran paling depan; pivot. Bertugas menciptakan peluang, lalu mengupayakannya jadi sebuah gol.

Sambil menyaksikan Kevin berlarian di lapangan, Sheila membuka obrolan, "Menurut lo Kevin berubah gak, Gi?"

Gisella menoleh sekilas. "Hah?"

"Semalam gue sama dia jadian—"

"Hah?!" Gisella melotot tak percaya, tetapi sejurus kemudian membekap mulut sendiri, memekik tertahan. "Akhirnya! Akhirnya kalian berdua gak banyak drama lagi! Sheila gue finally bisa ngalahin rasa takutnya! Gue bangga banget sama lo," cerocos perempuan itu sembari mengguncang bahu Sheila. Namun, kala menyadari kilat sendu di mata sang sahabat, ia pun sontak mengernyit. "Tapi kenapa kelihatan gak happy, huh? Baru taken tuh harusnya nyengir Pepsodent, Shei."

Sheila mendengkus. "Harusnya gitu, harusnya gue happy sekarang, tapi enggak bisa, Gi. Ada yang bikin gue kepikiran." Sheila lempar pandang ke depan, sepersekian detik mengunci eksistensi Kamila yang tatapannya terus mengikuti ke mana pun Kevin berlari. Sheila tidak punya masalah dengan Kamila, menganggap wanita itu baik, tetapi kenapa kini ia tak rela Kevinnya jadi pusat perhatian Kamila?

Ikutin arah pandang Sheila, Gisella akhirnya tahu sumber keresahan sahabatnya itu. "Fuck overthinking," gumam Gisella, menarik balik atensi Sheila. "Shei, lo dan Kevin, setelah kalian lewatin banyak sakit untuk sampai ke titik ini—ayolah, gak usah mikir macam-macam. Kevin bucin sampe ke tulang-tulang sama lo, Shei. Apalagi sekarang kalian udah resmi, udah punya status jelas, makin gila pasti dia. Udah, oke? Buang jauh-jauh prasangka buruk lo tentang Kamila."

Sheila mau sekali percayai kata-kata Gisella, tetapi realita tak mengizinkan. Yang semalam, makin Sheila pikirkan, semakin kalut pikirannya. Ekspresi panik Kevin terbayang-bayang, lukai Sheila sebab kecemasan itu ditujukan untuk perempuan lain. Kevin yang tak ragu lepaskan pelukan demi menyongsong Kamila tak ayal bikin Sheila bertanya-tanya; sudah sejauh mana hati Kevin jatuh kepada perempuan itu? Sudah sejauh mana langkah Kevin meninggalkan Sheila?

Cerita romansa baru saja dimulai, tetapi Sheila merasa sudah setengah jalan kehilangan Kevin. Sheila masih temukan cinta di tatapan lelaki itu, hanya saja, cinta juga Sheila lihat di tatapan yang Kevin tujukan ke Kamila.

Sebenarnya, memutuskan merajut kasih dengan Kevin, sudahkah jadi pilihan tepat? Benarkah ini jalan yang akan membawa Sheila pada bahagia?

Sepanjang permainan berlangsung, Sheila tidak menikmatinya sama sekali. Alih-alih fokus ke Kevin, ia justru lebih sering memaku tatap ke Kamila. Sheila perhatikan bagaimana semringahnya wajah perempuan itu. Jelas, begitu jelas—Kamila jatuh juga. Lewat mata yang berbinar-binar itu, Sheila mampu meraba rasa yang Kamila punya, bisa membaca bahwa Kamila mendamba. Sheila meremas pelan kain celana, melampiaskan kekecewaannya atas realita. Fakta tentang Kevin disukai banyak orang sudah bisa Sheila terima, tetapi jika itu Kamila orangnya, Sheila mendadak merasa tidak percaya diri.

[✓] Friends with BenefitsWhere stories live. Discover now