"Sampe kapan kita terus gini?" terucap sebuah pertanyaan dari mulut River yang membuat Ribi terdiam. "Diem-dieman. Kayak orang asing." Lanjutnya.

Ribi masih diam. Ia juga enggan menatap balik kedua mata River yang menatap lurus kepadanya.

"Gue mau ini berakhir."

"Kita udah berakhir dari dulu, Ver." Baru Ribi bersedia menatap kedua mata River yang sedikit merah karena air kolam.

River terdiam. Dengan perkataan Ribi. Dengan tatapan lekat Ribi yang akhirnya ia dapat. Mulutnya terkunci rapat. Sensor motoriknya melambat.

Tak mau berlama-lama, Ribi segera menyudahi tatapan itu. Kali ini ia berhasil berenang hingga ke tepi tanpa ditahan lagi oleh River.

🎡🎡

"Bi,"

"Hm?" tanpa mengalihkan mata dari cermin, Ribi hanya menyahut singkat panggilan Sana.

"Semalem kamu habis dari mana?"

Ribi yang sedang mengaplikasikan liptint, segera terhenti. Ia tidak menduga Sana akan memergokinya semalam.

"Semalem aku kebangun. Terus aku liat kamu nggak ada di samping aku. Nggak lama, aku denger dan liat kamu masuk. Baju kamu juga basah."

"Iya, semalem gue keluar bentar, Kak. Gue kecebur kolam."

"Heh?!" Sana sontak terkejut. "Kok bisa? Gimana ceritanya?"

Ribi menoleh pada Sana. Lalu ia hampiri kakak kelasnya itu, "Kak, kayaknya hotel ini ada hantunya!"

"Ribiiiii!"

🎡🎡

Hari kedua di Jogja, mereka pergi ke wisata Lava Tour Merapi. Di sana mereka akan menaiki jeep dan dibawa berkeliling ke area gunung Merapi. Wisata ini tergolong salah satu wisata yang cukup untuk menguji nyali karena area yang dilewati jeep nanti tidak semulus jalan tol. Selain itu, mereka juga harus siap membawa baju ganti karena saat melakukan wisata ini nanti, baju mereka dipastikan akan basah dan kotor.

Setelah basah-basahan, kotor-kotoran, seru-seruan sambil berteriak-teriak, destinasi mereka selanjutnya adalah tempat makan. Ya, mereka kelaparan. Mereka nyaris tidak punya tenaga untuk bermain-main lagi apabila tidak segera mengisi perut.

"Habis ini kita kemana lagi, Ven?" sambil menunggu makanan datang, Sana bertanya pada ketua rombongan yang siapa lagi jika bukan leader BEST.

"Kalo yang capek-capek lagi, gue stay di mobil. Gue udah nggak sanggup." Marin sudah tidak kuat lagi. Dari ke-10 remaja itu, memang Marin yang terlihat paling kelelahan.

"Kenapa nggak dari tadi stay di mobil?" ujar Ribi sambil mengulum senyum.

Lirikan maut Marin segera tertuju untuk cewek itu.

"Tadinya gue pengen kita ke candi—"

"Candi lagi?" Kiel langsung memotong perkataan Seven begitu mendengar kata candi.

"Gue belum selese, El."

"Terus?"

"Tadinya gue pengen kita ke candi Borobudur atau Prambanan. Tapi kemaren kita udah ke candi Ratu Boko. Jadi gue ganti destinasi."

"Kemana?" sahut Gangga.

"Puncak Paralayang Parangtritis."

"Kita mau naik paralayang?" Ikky membelalakkan mata.

Kepala Marin langsung terkulai. Benar-benar Seven ini. Benar-benar suka menyiksanya!

"Tapi nggak harus. Kalo mau duduk santai sambil nunggu sunset, juga nggak papa."

Best ScandalWhere stories live. Discover now