Chapter 37 : The Truth

5K 315 7
                                    

Siapa yg belum follow? 😡
Udah chapter 37 masa ngga mau follow 🤧

Follow, vote, terus spam komen 🔥

Siap" dulu.. chapter ini panjang banget ya hihi 😗

⚠️ Trigger warning ⚠️
acts of violence, blood

Happy Reading

_______________

Tumpukan buku, lembaran kertas ujian, lalu video-video pelajaran telah menemani Alexa selama beberapa minggu. Akhirnya semua huru-hara itu berhasil Alexa lewati dengan baik, kini dia bisa menghirup udara segar tanpa terbebani lagi.

Saat ini Alexa tengah menemani sang papa bermain yang siang tadi baru pulang dari luar negeri mengurus bisnisnya. Hubungan keduanya semakin membaik, dan itu tentu saja membuat mama tiri Alexa membenci situasi tersebut.

"Pa..."

Leander menyeruput kopi yang dibuatkan oleh putrinya tersebut. "Iya sayang, ada apa?"

"Selama ini Alexa nggak pernah berani tanya ke papa soal ini, tapi kayaknya ini harus Alexa tanyain ke papa." Setelah mengucapkan itu, Alexa bisa melihat bahwa sang papa menunggunya. "Apa ada alasan khusus bagi papa buat nikah sama Tante Belina? Atau papa bener-bener jatuh cinta sama dia?"

Sesaat Leander menatap dalam mata putrinya sebelum menjawab. "Ngomong-ngomong soal jatuh cinta, papa nggak pernah merasakan perasaan itu lagi setelah perasaan itu habis papa kasih ke mama dan kamu," ungkap beliau lalu tersenyum.

"Lalu bagaimana dengan Tante Belina?"

"Papa hanya memenuhi permintaan."

"Permintaan?" Alexa tidak mengerti. "Permintaan siapa?"

"Permintaan mama."

"Maksud papa, mama yang minta papa nikah sama Tante Belina? Kenapa, pa?"

Leander menyenderkan punggungnya ke sofa hitam yang tengah beliau duduki. "Mama menulis surat yang berisi permintaan terakhirnya, padahal sebelumnya mama udah bilang permintaan terakhirnya yaitu untuk menjaga kamu dan selalu bahagia bersama."

"Pa, papa percaya sama surat itu?"

"Tentu, sayang. Perawat yang jaga mama saat itu jadi saksinya."

Kini Alexa berpikir. Dia tidak bisa mempercayai ini semua, tapi papanya tidak mungkin berbohong padanya. Jadi kemungkinan besar yang berbohong bukan papanya, tapi Belina. Belina sangat licik, jadi dia mempunyai dugaan kuat.

"Sayang?" Panggilan Leander menyadarkan Alexa dari lamunannya.

"Ah iya, pa. Maaf pa, tapi bagi Alexa ada kejanggalan di sini."

"Apa maksud kamu?"

"Pa.. Mama nggak mungkin nyuruh papa menikah sama orang yang salah."

Jika biasanya Leander akan mendebatkan hal tersebut, namun malam ini beliau memilih diam. Beliau tidak ingin membuat hubungannya dengan Alexa memburuk lagi.

"Sayang, jangan mikir yang enggak-enggak. Kamu baru selesai sama ujian-ujian kamu, beberapa minggu terakhir pasti menguras pikiran kamu kan? Kamu jangan mikirin itu ya."

Helaan nafas Alexa terdengar pasrah, dia tidak membantah, lalu mengangguk. Keduanya tidak sadar bahwa Belina mendengar percakapan itu, wajahnya tampak cemas.

"Gawat," ujarnya sembari menggigit ujung kuku telunjuknya. "Gimana kalau anak itu sampai bener-bener ngadu soal kebohongan aku?" tanyanya pada diri sendiri.

Alaric's [End]Where stories live. Discover now