Chapter 9 : He is Jealous

34.3K 1.7K 29
                                    

⚠️ 17+ scene ⚠️

_____________

Happy Reading 😍❤

_______________

Alexa menggeliat pelan ketika merasakan tepukan pelan di pipinya. Entah berapa lama ia tertidur.

"Wake up."

"Enghh.."

Gavin diam menunggu Alexa mengumpulkan kesadarannya. Gadis itu terdiam beberapa saat kemudian mengedarkan pandangannya. Dimana dirinya sekarang, yang jelas tempat itu tampak asing baginya.

"Hm ayo turun." ucap Gavin.

Dengan malas Alexa menyusul Gavin yang telah bersandar di bagian depan mobil. Alexa mengikuti arah pandangan Gavin.

"Wahh..." Alexa berdecak kagum melihat pemandangan di depannya.

Dari atas tebing itu Alexa bisa melihat cahaya gemerlap kota yang sangat indah. Alexa harus mengapresiasi Gavin karena pria itu menemukan tempat seindah ini. Sejak kecil Alexa suka sekali menikmati sesuatu yang indah namun dalam keadaan sunyi seperti ini.

"Darimana lo tau tempat ini?" Alexa menatap Gavin. Harus Alexa akui bahwa pria itu semakin tampan saja jika dilihat dari dekat.

"Gue sering kesini."

"Untuk?"

"Setiap ada masalah gue kesini. Sepi dan ya.. menenangkan." Gavin sendiri tak tahu mengapa ia dengan mudah mengutarakannya pada Alexa.

Alexa mengangguk dan tersenyum. Ia mendekap tubuhnya sendiri. Hawa dingin terlalu menusuk pori-pori kulitnya. Jelas saja, mereka berada di atas tebing dengan hutan di sekitarnya. Sedikit membuatnya ngeri sebenarnya.

Gavin yang menyadari itu pun melepas jasnya dan memakaikannya pada tubuh Alexa. Alexa terdiam ketika tangan besar Gavin itu bergerak membenarkan jasnya.

"Thanks." ucap Alexa tulus.

Tanpa sadar Gavin tersenyum. Matanya tak bisa ia alihkan dari wajah Alexa. Gadis itu ternyata sangat manis saat tidak menunjukkan sikap bar-barnya. Ah hatinya terasa menghangat sekarang.

"Lo ternyata nggak semenyeramkan itu."

Mendengar itu Gavin terkekeh pelan dan ia menyisipkan anak rambut Alexa di belakang telinga gadis itu. Tatapan mata Gavin terasa menenangkan bagi Alexa. Bukan tatapan tajam dan penuh mengintimidasi seperti biasanya. Alexa seakan terhipnotis dengan semua ini.

Baik Gavin maupun Alexa sama-sama merasakan debaran jantung yang menggila. Perasaan yang tak pernah hadir sebelumnya. Terlebih Gavin yang tak paham akan perasaannya ketika berada di sisi Alexa.

Cukup lama mereka beradu pandangan. Hingga akhirnya Gavin makin memajukan wajahnya. Semakin dekat hingga keduanya bisa merasakan hembusan nafas di wajah masing-masing.

Mata Alexa terbuka lebar walau tak membulat sempurna. Ia dapat merasakan ada benda kenyal yang menyentuh bibirnya, yaitu bibir Gavin. Ciuman pertamanya. Alexa menutup matanya seperti apa yang Gavin lakukan.

Siapapun tolong selamatkan jantung Alexa yang semakin berdebar tak normal. Apa yang harus Alexa lakukan? Kenapa ia tak punya tenaga untuk menolaknya?

Akhirnya Gavin menjauhkan wajahnya. Ia tak peduli setelah ini akan mendapat tamparan atau makian. Ya walau hanya sebuah kecupan namun percayalah Gavin tak pernah melakukan hal tersebut pada gadis manapun. Tubuhnya yang mendorongnya melakukan itu pada Alexa. Ia tak bisa menahan sesuatu yang bergejolak dalam hatinya.

Alaric's [End]Where stories live. Discover now