Chapter 23 : Sisi lain

11.5K 760 116
                                    

⚠️ WARNING ⚠️
there are harsh words and acts of violence

Happy reading all 🍷❤

_______________

Hujan turun di malam hari ini. Hawa dingin, suara gemercik air yang mengenai daun-daun, serta scented candle menjadi perpaduan yang pas untuk bergelung ria di balik selimut. Sepulang dari pantai, Gavin dan Alexa langsung membersihkan diri.

Gavin memainkan ponselnya sembari duduk bersandar di ranjang, ia bertukar pesan dengan Riko. Apalagi jika bukan tentang pekerjaan dan juga pelaku yang Riko katakan berada di Bali. Mendengar langkah kaki mendekat, Gavin mendongak.

Alexa baru saja keluar dari kamar mandi, sepertinya gadis itu keramas karena rambutnya basah. Melihat pemandangan itu Gavin menelan ludahnya. Tidak, ia tak boleh melakukan hal sejauh itu.

"Kamu beneran mau bikin, ya?" iseng, lagi-lagi Gavin menggoda Alexa.

Kening Alexa mengerut tanda tak mengerti. "Bikin apa?"

"Itu, tadi sore."

Alexa langsung melototkan matanya, ia melempar handuk yang ia pakai untuk mengeringkan rambutnya ke arah Gavin. Gavin meringis pelan, tenaga Alexa itu kalau menganiaya orang kenapa kuat sekali?

"Jangan aneh-aneh ya!"

Gavin hanya bergumam dan terus memperhatikan gadisnya yang mengeringkan rambutnya. Untung saja selama Gavin tidur dengan Alexa, mereka tak sampai melakukan hal yang lebih. Jika iya, maka Gavin tak akan memaafkan dirinya sendiri.

"Kita pulang kapan?"

"Dua hari lagi mungkin. Kamu udah nggak betah disini?" tanya Gavin yang sekarang duduk di samping Alexa.

"Eh, enggak kok, aku cuma tanya aja. Kita jadi pulang bareng mama kamu kan?" Gavin mengangguk menjawab pertanyaan Alexa.

Tok!

Tok!!

Tok!!!

"Bentar aku buka dulu." Gavin berdiri untuk memeriksa siapa yang mengetuk pintu kamar.

"Opa? Ada apa?"

"Kamu nggak lagi sibuk kan? Opa mau bicara sama kamu." ujar Gamma.

"Nggak opa, emangnya opa mau biacara apa?"

"Jangan disini, opa tunggu di ruang kerja."

Gavin mengangguk dan Gamma berlalu dari sana.

"Siapa?"

"Opa, mau bicara sama aku. Aku tinggal dulu, ya?"

"Iya gapapa, aku juga mau ngeringin rambut dulu."

"Ya udah, cepet dikeringin daripada nanti masuk angin." kata Gavin sebelum mengecup pipi Alexa.

Alexa langsung menutup pintu kamar dan mengeringkan rambutnya. Kepalanya menoleh ke arah ponselnya. Rasa rindu pada papanya kembali menyerang, ia ingin sekali hubungan mereka membaik. Ya, setidaknya pulang dari Bali, Alexa akan menemui papanya.

Alaric's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang