Chapter 15 : Go public

28.1K 1.4K 52
                                    

_______________

Absen dulu yuk ⬇️

🦋 Kalian dari kota mana aja?

Jangan lupa follow biar nggak ketinggalan info update 🔥

Happy Reading

_______________

Alexa tersenyum ketika kembali memasuki mansion Gavin. Bagaimanapun mansion ini pernah menjadi tempat ia berlindung dari hujan dan teriknya matahari. Jika Alexa ingat kembali ia ingin tertawa saat ia sempat berpikir bahwa keluarga Gavin adalah manusia serigala.

Ya, seperti dugaan Gavin, Teresa begitu senang melihat kedatangan Alexa. Mamanya itu bahkan melupakan dirinya yang sedari tadi mengamati dua perempuan yang saling berpelukan itu.

"Kamu kok bisa bareng Gavin?" tanya Teresa ketika melepas pelukannya.

Alexa bingung harus menjawab apa hingga Gavin menyelamatkannya. "Mama lupa ya kantor sama sekolahnya Alexa searah? Jadi Gavin bawa dia sekalian kesini."

Teresa tersenyum. "Oh gitu.. ya udah yuk makan, kamu belum makan kan?"

"Belum tante, oh iya Alexa bawa kue buat tante."

"Wah makasih, kamu kok repot-repot sih." Teresa menerima kue yang diberikan oleh Alexa.

"Nggak repot kok tante, apa yang Alexa kasih belum bisa bales kebaikan tante ke Alexa."

"Hei udah.. nggak usah dibales sayang, tante ikhlas loh bantuin kamu."

Hati Alexa menghangat mendengar hal itu, karena Teresa selalu saja menerimanya dengan baik. "Makasih tante.."

Wanita itu mengangguk dan mengajak keduanya ke ruang makan. Gavin sendiri sedikit kesal karena Alexa sedari tadi seperti tawanan mamanya saja hingga ia tak kebagian waktu untuk berbicara pada kekasihnya itu. Namun Gavin juga senang mamanya sangat menyayangi Alexa.

Sejak makan hingga selesai, mereka hanya bisa melirik satu sama lain. Terlihat sekali Teresa yang bersemangat menceritakan bahwa wanita itu sangat merindukan Alexa. Itulah yang membuat Gavin maupun Alexa tak berbicara satu sama lain. Lagipula saat Alexa masih menginap disana, keduanya tak pernah terlihat mengobrol.

"Bentar ya tante tinggal dulu.." pamit wanita itu ketika menerima panggilan suara dari sahabatnya.

"Iya tante.."

Akhirnya Gavin bisa berduaan dengan Alexa setelah memastikan mamanya itu pergi dari ruang makan.

"Ssttt.."

"Apa?" gadis itu mengernyitkan dahinya karena Gavin memanggilnya dengan cara tak normal.

"I love you.."

Ucapan pelan Gavin tersebut sontak membuat pipi Alexa seperti kepiting rebus. Ish ada apa dengan pria itu? Kenapa setelah menjadi kekasih, Alexa sering menjumpai sikap Gavin yang seperti ini? Membuatnya salting saja!

Alaric's [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang