Chapter 26 : Terluka

16.9K 809 129
                                    

️ Trigger Warning ⚠️
shoot, acts of violence

Chapter ini diketik lebih dari 4000 kata.
Jadi jangan smpe lupa meninggalkan jejak
Aku tunggu notif dari kalian 💞

Happy Reading

_______________

Ruangan yang didominasi dengan warna putih itu sangat sepi. Gavin tengah duduk di samping ranjang rumah sakit, menunggu gadisnya sadar. Perasaannya hingga saat ini belum tenang. Bahkan lukanya saja belum ia obati.

Kepalanya menunduk, menandakan ia tengah memikirkan sesuatu. Kejadian dimana Nicholas menembak Alexa masih membuatnya panik. Namun tanpa ia duga, Arsen mendorong Alexa dengan sangat kuat hingga kepala gadisnya terbentur keras. Apalagi jika bukan untuk menyelamatkan Alexa.

Sepupunya itu mendapat tembakan akibat menyelamatkan Alexa. Bohong jika Gavin tak merasa khawatir dengan keadaan Arsen. Bagaimana pun juga, berkat Arsen, Alexa tidak mendapat luka tembakan.

"Ngg-"

Gavin langsung mendongak melihat pergerakan Alexa. Gadis itu masih kesulitan membuka mata, tangannya menyentuh kepalanya.

"Kamu udah sadar? Ada yang sakit?"

Dengan penuh perhatian, Gavin membantu Alexa meminum air yang sudah disediakan disana.

"A-aku di rumah sakit?" tanya Alexa. Ia sudah hafal dengan bau khasnya. Namun sepertinya Gavin membawanya ke kamar VIP.

Pria itu mengangguk, menggenggam tangan Alexa. "Apa yang kamu rasain? Aku panggilin dokter ya?"

"Nggak usah," Alexa menolak. "Cuma masih sedikit pusing kok."

Tatapan Gavin berubah menjadi sendu. Ini jelas-jelas adalah kesalahannya. "Maafin aku.."

"Seharusnya aku nggak ninggalin kamu gitu aja malam itu. Andai aku anterin kamu pulang, pasti ini nggak akan kejadian kan?" sambung pria itu.

Gavin menghela napasnya, merasa menyesal. "Aku malah marah nggak jelas dan ninggalin kamu. Maafin aku."

Tangan Alexa terangkat, membelai wajah Gavin. "Gapapa kok, aku udah maafin kamu. Aku juga minta maaf kalau sikap aku kekanak-kanakan."

"Justru aku merasa kalau yang kekanak-kanakan itu aku, Alexa."

Pria itu membawa Alexa dalam rengkuhannya. Ia merindukan Alexa, begitu juga sebaliknya. Bersyukur Alexa tidak mengalami luka yang serius. Gavin yakin ia tak akan sanggup bertemu dengan papa Alexa jika terjadi apa-apa dengan Alexa.

"Maaf kamu harus ikut terseret ke masalah pekerjaan."

Di pelukan Gavin, Alexa menggeleng. "Bukan salah kamu, Vin." bibirnya tersenyum. "Emang kenapa sih Nicholas sampai segitunya pengen gantiin posisi kamu?"

"Hmm," Gavin menerawang jauh. "Kerja sama perusahaan aku sama papa kamu dan beberapa perusahaan yang lain termasuk kerja sama yang besar. Kalau produk yang kita launching bisa memenuhi kriteria masyarakat ya itu akan jadi keuntungan yang besar juga."

"Nggak mungkin kan Nicholas nggak pengen dapet keuntungan?"

Alexa kurang puas dengan jawaban Gavin. "Kenapa dia nggak coba bikin kerja sama dengan perusahaan lain?"

Alaric's [End]Where stories live. Discover now