GRAVITASI BUMI 48

48 6 2
                                    

Selamat Membaca❤️
48. Operasi?

Pintu ruang IGD kembali terbuka. Semuanya menghampiri Auris yang tampak sendu sekali.

"Gimana keadaan Gravitasi?" Tanya mereka hampir saja kompak.

"Boleh saya berbicara dengan orang tua Gravitasi lebih dulu?" Tanya Auris meminta pendapat.

"Saya kakeknya, Gravitasi cucu saya. Atas apa yang sudah mereka lakukan pada Gravitasi mereka tidak ada hak lagi kepada cucu saya!" Ucap Geanno dengan tegas membuat ulu hati Rain dan Mikara jadi tersentil.

"Pah! Gravitasi anak Rain. Papa nggak ada hak buat misahin kami sama Gravitasi" Balas Rain dengan tegas. Gravitasi adalah anaknya sampai kapanpun mereka masih berhak penuh atas Gravitasi.

"Bukannya kalian sendiri yang pernah bilang kalau kalian menyesal melahirkan anak seperti Gravitasi, Bahkan kalian juga udah nggak anggap Gravitasi sebagai anak kalian lagi, Kalian mengusirnya dari rumah, Perlakuan kasar kalian kepada cucu saya juga membuat hati saya sakit sebagai kakeknya. Apakah itu masih pantas disebut sebagai orang tua? Dan Kalian sudah melukai hati dan mental cucu saya!" Geanno tidak akan pernah membiarkan cucu kesayangannya tersakiti lagi.

"Pa, Mika nyesel. Izinkan kami untuk memperbaiki semuanya. Gravitasi nggak salah apa-apa" Mikara kembali terisak, Rasa bersalahnya pada Gravitasi selalu saja membuatnya sakit.

"Tapi, Om. Biarkan kami berbicara terlebih dahulu. Ini penting buat kesembuhan Gravitasi. Tolong singkirkan ego masing-masing buat Gravitasi. Kita nggak bisa lepas tangan aja kayak dulu, Kondisi Gravitasi sudah semakin memburuk" Ujar Auris dengan kesabaran yang hampir habis menghadapi sikap keras kepala Geanno.

"Pa, Kali ini aja" Pinta Rain memohon kembali pada Geanno.

"Kami mohon, Pa. Demi Gravitasi" Mohon Mikara.

Akhirnya Geanno mengangguk. Bukan berarti dirinya dengan mudahnya bisa memaafkan anak dan menantunya yang sudah keterlaluan sekali terhadap cucunya.

"Kami boleh jenguk Gravitasi?" Tanya Gerhana kepada suster yang kebetulan baru keluar dari ruang IGD.

"Untuk saat ini pasien belum bisa untuk dijenguk, Karna kondisi pasien yang sangat memburuk membuat pasien harus dirawat secara intensif. Kami akan segera memindahkan pasien ke ruangan ICU" Jelas suster yang ikut membantu Auris menangani kondisi Gravitasi tadi.

"Sebentar aja sus, Kasih kami waktu buat liat adik kami didalam" Ujar Langit memohon.

Suster itu akhirnya mengangguk "Baik, Silahkan jenguk pasien didalam secara bergantian. Saya akan kasih waktu 10 menit. Dan setelah itu saya dan tim akan memindahkan pasien ke ruangan ICU.

Gerhana, Langit dan Arion mengangguk. 10 menit sangat berarti bagi mereka. Mereka hanya tinggal bertiga disini. Selebihnya keluarganya dipanggil kedalam ruangan Auris.

Tadi hanya Mikara dan Rain yang dipanggil ke dalam ruangan Auris. Setelah berbicara dengan Auris, Geanno dan Arumi juga ikut dipanggil kedalam ruangan itu.

"Jangan terlalu berisik ya" Suster itu lalu pergi membiarkan ketiga cowok itu untuk bertemu dengan adiknya.

"Siapa duluan?" Tanya Arion mendahului.

Langit menimbang. Dirinya sudah bertemu dengan Gravitasi hari ini, Bahkan selalu bersama gadis itu. Sedangkan Gerhana? Belum bertemu dengan Gravitasi.

"Kalau kalian mau duluan silahkan, Gue bakalan nunggu giliran" Gerhana hendak kembali duduk namun suara Langit mencegatnya.

"Lo duluan aja, Gue masih punya kemanusiaan buat lo ketemu sama Gravi" Jawab Langit dengan sedikit ketus. Dirinya masih marah dengan Gerhana karna kejadian beberapa hari yang lalu.

GRAVITASI BUMI [SEDANG TAHAP REVISI]On viuen les histories. Descobreix ara