GRAVITASI BUMI 16

82 5 0
                                    

Selamat Membaca❤️n

Udara dingin dipagi hari disertai embun pagi menutupi jalanan kota. Jaket jeans hitam yang sangat cocok dengan kulit putihnya membuat cowok itu tak jauh dari kata sempurna.

Jalanan pagi ini masih bisa dibilang sangat sepi, mungkin beberapa saat lagi antrian panjang akan terjadi karna aktivitas setiap orang dan pengendara yang berlalu lalang.

Ketika Bumi sampai di kawasan sekolah pun juga masih sepi. Hanya ada beberapa siswa yang baru datang dan juga tukang kebun sekolah yang sibuk dengan perkerjaannya.

Bumi berjalan dengan begitu santainya dengan earphone yang melekat di kedua telinganya.
Cowok itu berjalan dengan penuh wibawa dan pesona yang selalu melekat dalam dirinya.

Dapat dilihat dari arah kejauhan tampak cewek yang tak asing bagi Bumi sedang berbicara dengan seorang gadis yang Bumi tidak kenali sama sekali. B

"Permisi. Lo yang namanya Gravitasi?" tanya perempuan itu pada Gravitasi.

Gravitasi yang tengah duduk sembari membaca novel lantas menghentikan aktivitasnya. "Iya bener, kenapa ya?"

"Tadi ada yang nitip ini buat lo" ujarnya. Lalu gadis itu memberikan coklat yang dibaluti dengan pita tipis bewarna merah.

"Dari siapa, kalo boleh tau"  tanya Gravitasi.

"Gue nggak tau namanya. Kayaknya dia kakak kelas deh" jawabnya.

"Cewek apa cowok?"

"Cowok"

"Lo kalo mau coklatnya ambil aja" ucap Gravitasi yang masih belum kunjung untuk menerima coklat pemberian dari orang tak dikenal itu.

Bumi teringat sesuatu hal. Mungkin ia tau siapa yang memberikan coklat itu pada Gravitasi.

Flashback on

BRUK

"Eh, sorry. Gue lagi buru-buru nih, ada urusan penting" ujar cowok yang bernama Rayden, atau kerap disapa Ray.

"Kemana?" tanya Bumi dengan santainya.

"Gue lagi mau deketin cewek. Doain biar berhasil bro" ucap Ray sembari menepuk pelan bahu Bumi.

"Pake coklat?"  tebak Bumi yang melihat sebungkus cokelat yang berada di genggaman tangan Ray.

"Yaelah, lo kaga tau aja kalo cewek jaman sekarang pada doyan banget makan coklat, apalagi yang manis-manis" tutur Ray memberitahu.

"Kenapa harus pake coklat? Lebih bagus lagi kalo lo ajak dia dinner romantis, lo bisa kasih dia bunga atau barang yang dia suka" ujar Bumi.

"Halah, gaya lo kayak pernah nyoba aja" ledek Ray dengan kekehan.

"Anak kelas berapa?"

"Anak kelas sebelas, dia cantik banget. Gue pergi dulu, doain biar berhasil" Ray kembali berjalan dengan sedikit tergesa meninggalkan Bumi sendirian disana.

Bumi menggelengkan kepalanya melihat betapa yakinnya Ray dengan perempuan itu. Secantik apa perempuan itu sehingga mampu membuat Ray ingin sekali mendekati perempuan itu.

GRAVITASI BUMI [SEDANG TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now