GRAVITASI BUMI 28

72 5 0
                                    

Selamat Membaca❤️
28. Selamat ulang tahun, Bintang

Sesampainya dirumah, Bumi langsung memasuki rumahnya. Dan kebetulan sakali Ayah dan bundanya sedang berada di ruang keluarga.

"Eh, Kamu dari mana aja? Keluar rumah kok nggak bilang-bilang bunda dulu" ucap Auris ketika Bumi baru saja duduk di sofa yang berada si samping Genta.

"Dari Apartemen,Bun"

"Kok mukanya lesu gitu?" Tanya Genta yang penasaran melihat Bumi yang tidak ada semangatnya sama sekali.

"Gravitasi baik-baik aja kan?"

Bumi menatap Auris dengan raut wajah yang tidak dapat diartikan.

"Kalo orang lain yang liat kondisi Gravitasi pasti akan bilang kalau gadis itu baik-baik aja. Tapi, kalau aku liat dia, Nggak bun"

"Kamu ngomong apasih" Sahut Genta.

"Bunda tau kan soal penyakit Gravitasi" ucap Bumi dengan lirih.

Auris menatap anak semata wayangnya dengan aneh. seolah bertanya, siapa yang memberitahu Bumi tentang penyakit gadis itu?

"Aku udah tau, kalo dia punya penyakit" lanjut Bumi tanpa menunggu jawaban Auris.

"Gravitasi udah tau?" Tanya Auris dengan serius.

"Aku nggak tau bun. Beberapa hari yang lalu Gravitasi kabur dari rumah. Kata Langit ada masalah sama keluarganya" pungkas Bumi.

"Kamu tau dari mana soal penyakit itu?" Tanya Genta.

Bumi menarik nafasnya singkat "Aku liat berkas yang ada di ruang kerja bunda"

Auris menggeleng tak percaya "Kapan?"

"Waktu bunda pergi ke apartemen"

Auris menatap Bumi tak percaya, ingin marah tapi, ini juga kecerobohannya "Gravitasi masih disana kan?"

"Sekarang dia di rumah Langit, Lusa akan balik ke Bandung" jawab Bumi sembari memejamkan matanya.

"Balik ke Bandung? Ngapain?"

"Aku nggak tau, dia nggak bilang kenapa"

"Kamu suka sama Gravitasi?" Tanya Genta tiba-tiba membuat Bumi kembali membuka matanya dan menatap sang ayah.

Bumi memilih diam tak menjawab. Jika ditanya seperti itu Bumi jadi teringat dengan kejadian tadi sore di danau. Sangat memilukan.

"Aku ke atas dulu Yah, bun. Capek mau istirahat" ucap Bumi langsung berjalan ke atas tangga menuju kamarnya.

"Kenapa dia, Bun" ucap Genta tak mengerti dengan sikap anaknya itu.

"Nggak tau tuh yah. Aneh banget dia hari ini" pungkas Auris sembari menatap Bumi yang kini sudah berada di tengah-tengah anak tangga.

Bumi memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya sekaligus untuk berwudhu.

Setelah 15 menit cowok itu akhirnya keluar juga dengan baju kaos dan celena jeans hingga lutut.

Bumi memakai sarung dan membentangkan sajadah ke arah kiblat. Lalu melaksanakan sholat isya dengan begitu khusuknya.

Tak lupa juga cowok itu juga berzikir dan berdoa seusai sholat.

Bumi melihat jam yang ternyata sudah hampir jam setengah sebelas malam. Cowok itu mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.

Ternyata banyak sekali notif dan panggilan tak terjawab. Satu pesan yang membuat Bumi ingin sekali untuk membukanya.

GRAVITASI BUMI [SEDANG TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now