GRAVITASI BUMI 15

73 4 0
                                    

Selamat Membaca❤️

"Perlahan orang yang disayangi akan pergi meninggalkan"

"Jangan tinggalin Gravi " lirih Gravitasi dalam tidurnya.

"Jangan pergi!"

"Gravi, Bangun!" ucap Arion membangunkan Gravitasi yang masih setia memejamkan matanya.

Arion menempelkan punggung tangannya pada kening Gravitasi. Dan benar saja tubuh Gravitasi sangat panas.

Arion berlari keluar kamar Gravitasi meminta Bi Anin untuk menyiapkan baskom berisi air kompresan untuk Gravitasi. Sementara Arion pergi ke taman belakang untuk mencari keberadaan Geanno, sang kakek.

"Kek" panggil Arion dengan tergesa-gesa.

Geanno yang sedang membaca koran sembari menikmati kopi hitamnya sontak menoleh ke arah Arion. Seolah bertanya ada apa?

"Kek, Gravi badannya panas banget"

Geanno menghentikan aktivitasnya dan berjalan dengan tergesa-gesa menuju kamar Gravitasi di lantai dua.

"Gimana bisa?" tanya Geanno dengan tegas. Disana sudah ada Arumi yang tengah mengompres Gravitasi.

"Gravitasi harus dibawa kerumah sakit kek, gimana kalo terjadi apa-apa sama Gravi" sahut Langit tak habis pikir.

"Gimana kalo penya-"

"Diam" tekan Geanno dengan tegas.

Arion menghela nafasnya kasar. Kakeknya memang terlalu keras kepala, tidak mau mendengar pendapat dari orang lain. Itulah alasan Arion, Gerhana dan Langit terlalu menurut jika itu sudah menyangkut dengan sang Kakek.

Sebagai cucu laki-laki keluarga Lackenzie, Geanno memang selalu menuntut mereka dengan keras dan tegas. Berbeda lagi dengan Gravitasi sebagai cucu perempuan satu-satunya, akan sangat dimanjakan dan dituruti.

Gravitasi mencekal lengan Geanno "Kakek, Gravi boleh minta satu hal sama kakek?" tanya  Gravitasi dengan suara serak.

Geanno menatap lekat cucunya. Wajah pucat, mata sembab, dan badan yang makin hari semakin menyusut. Hanya pura-pura tegar yang bisa Geanno lakukan ketika melihat cucu perempuannya harus berjuang untuk melawan penyakitnya tanpa pengobatan serius dan hanya dibantu oleh Vitamin sebagai obat rutin.

"Gravi, mau apa?" tanya Geanno dengan lembut seraya membelai surai panjang Gravitasi.

"Gravi, boleh ketemu sama mama dan papa? Gravi kangen" lirihnya.

Pikiran mereka yang ada disana sudah kacau balau ketika mendengar permintaan Gravitasi yang membuat darah mereka berdesir hebat.

Geanno dan semuanya diam. Ia tak boleh egois untuk kali ini "Boleh, nanti kakek suruh mereka kesini" balas Geanno membuat Gravitasi tersenyum.

"Vi? ada yang sakit?" tanya Langit mengambil duduk di sebelah Geanno.

Gravitasi tersenyum "Nggak kok. Gravi nggak sakit!"

"Jangan sakit Vi. Kakak nggak kuat liat kamu kayak gini. Mana Gravitasi yang selalu kuat akan segala hal" ujar Arion menatap Iba pada Gravitasi. Andai saja Geanno tak egois. Pasti Gravitasi tidak akan semenderita ini.

"Jangan ngomong gitu. Gravi nggak selamanya kuat kak, Gravi akan ada di titik lemah pada suatu hari nanti" balas Gravitasi.

"Banyak yang sayang sama Gravi, jangan sakit lagi ya nak. Nenek kasihan liat cucu nenek sakit begini. Cepat sembuh Gravity"

GRAVITASI BUMI [SEDANG TAHAP REVISI]Kde žijí příběhy. Začni objevovat