Part 22

67 4 0
                                    

Begitu jam istirahat dimulai Joano langsung membereskan alat-alat tulis yang telah ia gunakan sewaktu jam pelajaran berlangsung. Hari ini Joano berencana untuk pergi ke perpustakaan, karena itu Mike dan Alfian lebih dulu melangkah pergi ke kantin tanpa dirinya. Saat Joano melirik bangku Luna yang ada diurutan nomor dua dari depan, gadis itu sudah tidak ada, begitu pula Bianca.

Joano mengambil beberapa buku dari dalam tasnya lalu berniat membawanya ke tempat yang akan ia tuju, namun baru saja ia hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba Bella datang menghampirinya.

"Jo, Mbak di rumah lagi bikin bolen pisang cokelat. Ini aku bawain buat kamu." Tukas Bella sambil menyodorkan satu kotak bolen pisang cokelat pada Joano.

Selain tampilannya yang menarik, kudapan yang dibawa Bella itu terlihat menggiurkan. Tapi, bukan itu yang membuat Joano terdiam sejenak melihat makanan yang disodorkan oleh Bella, melainkan sikap gadis itu yang tiba-tiba perhatian padanya. Pasalnya, sudah seminggu ini Bella rutin membawakan makanan untuknya, mulai dari bekal makan siang, aneka cemilan hingga beberapa jenis kudapan. Alasannya selalu sama, dari Mbak di rumah.

Apa saat Joano mengantar Bella pulang ke rumah, Mbak yang dimaksud Bella melihat kehadirannya lalu diam-diam jatuh cinta padanya makanya ia jadi sering dibawakan makanan? Rasanya tidak. Joano ikut penasaran mengapa Bella melakukan tindakan seperti itu.

"Jo?"

Joano mengerlingkan matanya, mencoba menyadarkan dirinya bahwa ada seseorang yang tengah menyodorkan makanan untuknya.

Lelaki itu lantas menerima kotak yang Bella berikan padanya. "Thanks, ya Bell. Jadi nggak enak dapet makanan tiap hari."

Bella tersenyum sipu. "Kalau nggak enak kasih kucing."

Joano ikut tertawa mendengar lelucon Bella.

"Gimana pempeknya kemarin? Enak, nggak?"

Joano menganggukkan kepalanya. "Enak. Tekstur pempeknya mantap banget, cukonya apalagi, perpaduan yang pas." Jelas Joano, untuk sesaat ia seperti food vloger yang sedang me-review makanan.

"Syukur deh kalau enak, bolen ini juga nggak kalah enak, loh. Habisin, ya."

Joano tersenyum geli melihat Bella yang nampak senang berkali lipat dari dirinya. Mungkin sumber kebahagian gadis itu adalah berbagi dengan orang lain makanya ia sangat gembira saat mendengar seseorang merasa puas dengan pemberiannya.

"Yaudah, gue ke kantin dulu ya. Selamat menikmati makanannya, Joano. Bye." Ucap Bella sambil memundurkan langkah kakinya perlahan, tak lupa ia melambaikan tangannya.

"Makasih, Bella. Bye." Balas lelaki itu sambil melambaikan tangannya.

Joano segera membuka kotak yang ada di tangannya begitu Bella keluar dari ruang kelas, ia lantas mengambil sepotong bolen pisang cokelat lalu menggigit kudapan itu dan merasakan kelezatan di rongga mulutnya.

"Cielahhhh. Ada yang lagi PDKT, nih."

Joano menoleh dan mendapati keberadaan Luna juga Bianca di sana. Entah sejak kapan mereka berdua masuk ke dalam kelas, yang jelas kedatangan mereka cukup mengejutkan Joano.

"Makin nempel aja." Goda Bianca lagi, gadis itu berjalan ke arah Joano lalu mengintip isi kotak yang ada di tangan lelaki itu, "Bagi boleh, nggak?"

Dengan senang hati, Joano bahkan menyuapkan satu potong bolen itu ke dalam mulut Bianca, meski sedikit agak memaksa.

Sementara itu Luna nampak acuh akan bercanda mereka. Ia berlalu begitu saja dari hadapan mereka kemudian duduk di bangkunya.

"Sialan lo, Jo." Ucap Bianca kesal seraya memegang bolennya yang hampir saja terjatuh.

Sunda Manda [COMPLETED]Where stories live. Discover now