Part 10

79 4 0
                                    

Luna menunduk lesu di depan rumah saat mendengar kedua orang tuanya bertengkar hebat. Semenjak pulang dari Bandung tidak ada lagi kedamaian di keluarga mereka, tidak peduli siang atau malam, hujan atau panas, orang tuanya selalu bertengkar hingga tanpa sadar mereka mulai mengabaikan keberadaan putrinya.

Tak jarang Luna terbangun dari tidurnya di tengah malam karena mendengar suara teriakan mereka, tak jarang pula Luna memilih untuk duduk di teras rumah bersama kucingnya dari pada harus mendengar pertengkaran kedua orang tuanya yang tak kunjung mendapatkan titik terang.

Seperti hari ini dan hari-hari sebelumnya, dan mungkin menjadi hari-hari yang akan datang Luna duduk di depan rumah sambil menggendong kucing kesayangannya sembari mengelus puncak kepala kucing itu, mengajaknya berdialog tanpa mengharapkan jawaban."Wuri.... kamu harus menjadi teman aku, ya. Jangan tinggalin aku. Kamu satu-satunya yang aku punya."

Tepat saat itu sebuah mobil berwarna putih melintas di depan rumah Luna, pandangan gadis itu mengikuti arah gerak benda yang berhenti persis di samping rumahnya. Begitu pintu mobil terbuka, seorang wanita cantik keluar dari sana.

***

Setelah sebulan tinggal di rumah orang tuanya di Bandung dan kebetulan ada urusan pekerjaan, Helen akhirnya pulang ke rumahnya sendiri yang ada di Jakarta. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini ia membawa sesorang yang kini sudah menjadi bagian keluarganya, ialah Joano.

Bukan hanya memberi sandang, papan dan pangan, Helen juga secara rutin mengajak Joano pergi ke psikolog untuk mendapatkan perawatan secara psikis. Dan, keadaan Joano kini terlihat jauh lebih baik dari pada saat Helen bertemu bocah itu di kafe Kepas.

Sifat Joano yang periang kini pelan-pelan juga mulai kembali. Helen sungguh berharap Joano akan melupakan sakit yang pernah ia rasakan di Bandung dan menganggapnya sebagai mimpi buruk yang akan ia lupakan ketika bangun tidur.

Begitu Helen memakirkan mobilnya di depan rumah, lantas wanita itu membuka pintu mobil dan menemukan gadis kecil cantik yang tinggal di sebelah rumahnya.

"Hi, Luna cantik. Lama nggak ketemu." Sapa Helen pada Luna.

Luna tersenyum manis. "Tante kenapa lama banget perginya? Aku pengin banget main sama Tante."

"Soalnya ada banyak kerjaan yang harus Tante urus. Kangen sama Tante, ya?" Helen berjongkok, mencoba mensejajarkan tubuhnya dengan Luna. Sesekali Helen mengelus kucing yang ada dipelukan Luna.

"Iya, aku kangen sop buntut buatan Tante."

"Gimana kalau hari ini, Tante masakin sop buntut?" Tawar Helen.

"Asik.... mau Tante, mau." Ujar Luna antusias.

"Oh, ya. Kamu mau kenalan nggak sama anak Tante?"

"Anak?"

"Iya. Nanti kamu bisa temenan sama dia. Tante panggilin sebentar, ya. Dia lagi tidur di mobil."

Helen lantas membangunkan Joano yang tertidur pulas di dalam mobil. Dan, saat Luna melihat siapa orang yang baru saja turun dari mobil ia terkejut bukan main, penampilan Joano yang ia lihat saat ini berbeda dengan Joano yang ia lihat di Bandung. Di saat itu juga Luna bersyukur karena orang yang ia khawatirkan ternyata baik-baik saja.

"Kita ketemu lagi, Luna." Joano tersenyum lebar begitu melihat sosok gadis cantik yang ia kenal.

Luna membalas senyum Joano. "Aku juga senang kita bertemu lagi."

"Kalian sudah saling kenal?" Helen penasaran bagaimana Joano dan Luna bisa mengenal satu sama lain, padahal mereka tumbuh di kota yang berbeda.
Joano menganggukkan kepalanya. "Aku kenal Luna karena dia berlibur di Bandung.

"Kita juga bermain sunda manda."

"Wah, kalian juga bermain sunda manda." Helen terlihat antusias saat Joano dan Luna menceritakan bagaimana mereka bertemu dan bermain sunda manda. Raut wajah wanita itu berubah kesal seketika saat mereka menceritakan bagaimana Tio memukul Joano hanya karena sedang bermain dengan Luna. "Mulai sekarang kalian bisa bermain sunda manda sepuasnya lagi. Kalian nggak perlu takut lagi."

"Yeay!" Joano dan Luna berteriak senang mendengar perkataan Helen. Akhirnya mereka bisa bermain sunda manda tanpa ada rasa takut dan khawatir.

JANGAN LUPA LIKE & COMMENT YGY
THX

Sunda Manda [COMPLETED]Where stories live. Discover now