Part 13

97 4 0
                                    

Tepat saat lonceng berbunyi, wali murid kelas 3-1 memasuki ruang kelas, diikuti oleh seorang murid cantik bertubuh tinggi semampai.

Begitu melihat sosok asing di hadapan mereka, para siswa laki-laki bersorak riuh karena pada akhirnya mereka memiliki primadona sekolah yang kecantikannya diatas rata-rata.

Memang agak berlebihan tapi banyak yang setuju kalau visual murid itu bahkan bisa bersanding dengan para selebriti yang masuk dalam daftar The Most Beautiful Woman in Indonesia.

"Selamat pagi anak-anak. Hari ini, kita kedatangan teman baru. Dia pindahan SMA dari Bali. Silahkan perkenalkan dirimu."

"Selamat pagi, teman-teman. Nama aku Anna Bella, biasa dipanggil Bella." Bella mulai memperkenalkan dirinya sama seperti template murid pindahan lainnya.

Gadis itu segera dipersilahkan duduk oleh sang wali kelas di bangku kosong dekat jendela.

"Misi, tasnya." Bella berkata dengan canggung pada orang yang akan menjadi teman sebangkunya selama beberapa bulan ke depan.

Joano sempat terdiam sebentar sebelum menyadari maksud perkataan gadis cantik di hadapannya itu. "Oh, sorry."
Joano langsung mengambil tasnya dari bangku kosong di sebelahnya kemudian menaruhnya di belakang tubuhnya.

"Hi Bella. Gue Mike." Seorang laki-laki yang duduk di depan bangku Bella tiba-tiba mengulurkan tangan saat Bella baru saja duduk di kursinya.

"Gue, Alfian." Teman sebangku Mike ikut mengulurkan tangannya, tidak ingin melewatkan berkenalan secara langsung dengan primadona baru di sekolah.

"Gue, Joano." Joano ikut mengulurkan tangannya. Tidak mungkin, kan, ia hanya berdiam diri saat melihat kelakuan teman-temannya yang tiba-tiba sok ramah pada gadis baru yang akan menjadi teman sebangkunya. Sebagai orang yang suka berteman dengan siapa saja, tentu Joano menyambut baik kehadiran Bella.

"Kami adalah tiga sekawan di kelas ini." Tambah Mike.

Bella tersenyum tipis, menampilkan lesung pipinya di sebelah kiri. Ia lantas membalas uluran tangan teman-teman barunya satu per satu. "Bella, Bella, Bella."

"Bella, lo tahu nggak setengah delapan kalau di tulis angka jadi angka berapa?" Mike tiba-tiba mengajukan pertanyaan random yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik perkenalan.
Atau, mungkin pertanyaan itu adalah cara untuk lebih mengakrabkan diri dengan Bella supaya gadis itu cepat berbaur dengan lingkungan baru.

Bella berpikir selama beberapa detik sebelum akhirnya menjawab, "satu per dua sama angka delapan?" Tebaknya masih ragu-ragu.

"Salah, jawabannya nol?"

Joano dan Alfian ikut menatap bingung mendengar jawaban Mike.

"Huh? Kok bisa?" Bella mengajukan pertanyaan sambil menatap bingung, padahal ia sempat berharap jawabannya benar.

"Soalnya angka delapan adalah kombinasi dua angka nol yang ditumpuk ke atas."

Jawaban Mike kontan membuat ketiga orang di hadapannya menahan tawa.

"Suka gue sama tipe bercanda kayak begini. Masih alami, belum terkontaminasi dunia pendidikan." Komentar Alfian.

"Berarti jawabannya juga bisa angka tiga dong." Joano berusaha untuk memberi jawaban lain.

"Huh? Kok bisa?" Alfian memberikan reaksi sama persis seperti Bella, membuat gadis itu mengulum senyum.

"Kalau angka nol dibelah secara horizontal, kalau angka tiga dibelah secara vertikal. Jawabannya sama, setengah delapan."

Jawaban Joano mengundang gelak tawa ketiganya.

"Jangan ketawa-ketawa, buka LKS halaman sepuluh!" Wali kelas 3-1 yang sedari tadi menjelaskan materi pelajaran ikut terganggu dengan kebisingan yang mereka sebabkan.

Sunda Manda [COMPLETED]Where stories live. Discover now