Part 20

69 5 0
                                    

Joano meneguk setengah gelas jus mangga yang ada di sampingnya setelah menghabiskan waktunya untuk belajar selama kurang lebih dua jam, ia lantas merentangkan tangannya untuk menghilangkan rasa kaku di badannya.

We're only gettin' older, Baby
And I've been thinkin' about it lately
Does it ever drive you crazy
Just how fast the night changes?

Lantun Joano sambil menaruh punggungnya di sandaran kursi, ia lalu memutar tempat duduknya seratus delapan puluh derajat seraya mengetuk pegangan kursi menggunakan jari telunjuknya beberapa kali, mengikuti irama lagu night changes - one direction yang ia nyanyikan.

Berhubungan dengan lirik demi lirik yang ia ucapkan, lelaki itu tiba-tiba teringat foto-foto yang ia unggah di akun media sosialnya. Dimana tempat itu menyimpan berbagai macam memori yang ia abadikan. Joano lantas menyambar ponselnya yang ada di atas meja dan membuka aplikasi tersebut, ia mengarahkan jarinya ke laman profil dan menampilkan berbagai macam gambar dirinya dan orang-orang terdekatnya.

Bibir Joano mengukir senyum kala melihat postingannya dua tahun yang lalu, saat itu dirinya dan Luna masih menjalani masa orientasi siswa baru dan seperti tradisi sekolah lainnya yang mengadakan kegiatan MOS untuk peserta didik baru, SMA tempat mereka menimba ilmu juga melakukan hal yang sama, menyuruh para siswa membawa dan mengenakan barang aneh dan lucu.

Begitu pula Joano dan Luna yang antusias mengikuti kegiatan tersebut, mereka pun membawa dan mengenakan barang aneh ke sekolah, dan bukan Joano namanya kalau ia tidak melewatkan kesempatan itu untuk menjahili Luna, ia diam-diam memotret Luna saat gadis itu tengah naik ke atas pohon untuk mengambil salah satu assesoris yang tersangkut di atas sana akibat ulah para senior.

Dengan iseng Joano mengunggah gambar itu ke media sosialnya dengan caption:

Tidak untuk dilelang dan dijual, makhluk asing ini koleksi langka Joano Putra.

Kontan postingan dan caption yang Joano tulis mengundang amarah sang empunya, gadis itu lalu menulis komentar kesal di unggahan tersebut,

AKUN DAJAL

Joano tertawa geli melihat komentar Luna di unggahannya. Tiba-tiba lelaki itu baru menyadari jika ternyata lebih dari lima puluh persen foto yang ia posting di akun media sosialnya adalah foto saat ia mengusili Luna, beberapa persen lagi foto 'normalnya' bersama Luna dan teman-temannya juga sang Mama tersayang dan hanya beberapa jepret saja baru mengenai dirinya sendiri. Jujur, Joano sendiri bahkan tidak menyangka jika unggahannya dipenuhi oleh gambar sahabatnya.

Memikirkan tentang menjahili Luna, Joano tiba-tiba ingin bertemu dengan gadis itu, ia ingin melihat wajahnya, menjahilinya atau berbicara dengannya tentang tema apapun asalkan bersama Luna. Buru-buru Joano menutup laman media sosialnya lalu berpindah pada kolom kontak di ponselnya, mencari nama Luna lalu menekan tombol call pada layarnya.

Setelah beberapa detik menunggu jawaban akhirnya Joano mendengar sahutan dari seberang sana.

"Iya, kenapa?" Seperti biasa Luna menjawab telepon Joano tanpa salam sapa, ia langsung bertanya alasan mengapa lelaki itu meneleponnya.

"Assalamualaikum dulu kenapa? Minimal halo, gitu." Ralat Joano.

"Gue tutup."

"Woi... woi... woi... " Tahan Joano sebelum Luna menutup panggilannya. "Bener-bener ya ini anak nggak bisa diajak basa-basi."

"Basa-basinya hanya untuk orang pilihan." Balas Luna ketus.

Joano mendengus. "Trus gue nggak dipilih, gitu? Jahat."

"Ck, cepetan! apaan?"

"Lo lagi ngapain?"

"Tidur."

Sunda Manda [COMPLETED]Where stories live. Discover now