Bab 71 | Baby Reno

197 22 0
                                    

Juni, 2021

Di tengah malam seperti ini, biasanya semua orang sudah terlelap dalam tidurnya. Namun, berbeda dengan apa yang dirasakan Echa sekarang. Wanita itu tiba-tiba terbangun, lalu merintih kesakitan sambil memegangi perutnya. Hingga tak lama kemudian, Satya juga ikut terbangun. Buru-buru ia mengecek kondisi sang istri.

"Ka–kamu kenapa, Bun?" tanya Satya dengan wajah tampak khawatir.

"Mas, kayaknya sudah waktunya deh," jawab Echa dengan suara lemah akibat rasa sakit amat sangat.

"Hah?!"

Layaknya seekor siput, entah mengapa tiba-tiba otak lelaki itu bekerja dengan lambat. Hingga beberapa menit telah berlalu, ia masih duduk diam sambil melongo. Untung saja remasan pada lengan kanannya langsung menyadarkannya dari lamunan panjang.

"Mas..," panggil Echa seraya merintih untuk kesekian kalinya.

"Eh, iya, Bun! Sebentar! Aduh, aku harus apa ya sekarang?!" balas Satya yang tampaknya mulai panik.

"Mas.."

"Bajumu sama popoknya dedek di mana? "

"Mas Satya.."

"Eh, kemarin udah kamu masukan ke dalam tas 'kan? Terus tasnya sekarang ke mana?"

"Mas Satya!" bentak Echa cukup keras. Sepertinya dia sudah tak tahan dengan kelakuan suaminya dinilai tak cepat tanggap.

"Hah?"

"Udah ayo cepetan keburu si dedek brojol di sini nih!" omel Echa. Namun, Satya masih tetap diam di tempatnya dengan ekspresi melongo seperti orang bodoh.

"Duh, hah hoh hah hoh mulu!" keluh wanita itu. "Tasnya 'kan udah kamu masukin ke mobil dari kemarin."

Satya menepuk jidatnya pelan. Tampaknya dia lupa kalau dirinya sendiri yang memasukan barang-barang tersebut ke dalam mobil. Tujuannya agar nanti lelaki itu tidak mengulang kesalahan yang sama seperti ketika Agni lahir dulu.

"Eh, iya! Aku lupa kemarin udah aku masukin semuanya ke mobil. Lagian aku takut, Bun, kalau sampai lupa bawa baju ganti sama popok lagi–eh, Bun! Kamu jangan jalan gitu aja dong! Nanti si dedek tiba-tiba brojol gimana?"

Kesabaran Echa sudah diambang batas. Ia sudah kepalang jengkel dengan sang suami yang tak kunjung bergerak cepat minimal menggendong atau menuntunnya. Alhasil dia langsung mengambil inisiatif sendiri dengan berjalan pelan meninggalkan lelaki itu di belakang seraya memegangi perut besarnya.

"Ya makanya cepetan gendong dong! Ngoceh mulu dari tadi!" sembur wanita itu.

Seketika itu Satya langsung mengatupkan bibirnya. Karena tak mau mendapat omelan dari sang istri untuk kesekian kalinya, ia pun segera menggendong Echa lalu berjalan tergopoh-gopoh menuju garasi mobil. Bahkan lelaki itu sampai lupa membawa serta kunci mobilnya. Alhasil Satya harus kembali lagi ke dalam rumah.

Beberapa menit kemudian Echa sudah duduk di dalam mobil, sedangkan Satya sedang terburu-buru mengunci pintu rumah. Untung saja putri mereka sedang dititipkan di rumah neneknya sejak seminggu yang lalu. Jadi, Satya tidak perlu khawatir lagi karena harus meninggalkan Agni sendirian di rumah.

***

Setelah mengantar istrinya ke ruang IGD di klinik bersalin terdekat, Satya segera mengurus pendaftaran administrasi. Tak lupa juga ia mengabari mertuanya tentang keadaan Echa saat ini. Barulah setelah itu lelaki tersebut kembali lagi ke ruangan di mana Echa sedang berada. Sayangnya wanita itu sudah dibawa ke ruang bersalin, karena sudah pembukaan terakhir. Akhirnya Satya bersiap-siap untuk menemani sang istri di sana.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Where stories live. Discover now