Bab 54 | Bertemu Jaka

113 17 0
                                    

Hari baru bagi Acha akhirnya dimulai. Setelah berjuang mati-matian, kini ia berhasil masuk ke universitas serta program studi yang sama dengan pacarnya. Namun, sayang sekali perjalanan cinta mereka masih tetap sama.

Sampai saat ini mereka masih perang dingin. Atau lebih tepatnya Acha yang sengaja bersikap cuek pada lelaki itu. Sedangkan Satya selalu berusaha minta maaf kepadanya.

Lelaki itu bermaksud memperbaiki semua kesalahannya. Dia ingin belajar memberikan perhatian lebih pada gadis itu. Namun, lagi-lagi hal itu sangat sulit ia wujudkan. Sebab dirinya terlalu sibuk menjadi panitia untuk ospek tahun ini.

Maka dari itu Satya bermaksud menitipkan Acha kepada Jaka, sahabat dekatnya. Kebetulan Jaka bertugas mendampingi kelompok yang beranggotakan Acha di dalamnya. Jadi, akan sangat mudah untuk mengawasi gadis itu apabila ada kakak tingkat yang bermaksud ingin mengerjainya. Atau lelaki lain yang bermaksud ingin mencuri perhatiannya.

Dari sinilah awal mula cerita di mana Acha bisa mengenal Jaka. Mereka mulai dekat semenjak Jaka sering memberinya roti berisi selai coklat yang sebenarnya pemberian dari kekasih gadis itu. Tak hanya itu Jaka juga sering menjadi tukang pos dadakan, sebab dia selalu menyampaikan pesan Satya kepada Acha.

"Nih dari Satya, katanya buat lo," ucap Jaka yang tiba-tiba datang dan langsung menyodorkan kotak makan berwarna merah muda.

Jika kita perhatikan lebih lanjut, kotak makan itu berbentuk hati dengan hiasan stiker bergambar sepasang cupid di tutupnya. Tampaknya Satya benar-benar niat sekali ingin mengambil hati gadisnya kembali.

"Hm, makasih," balas Acha cuek. Meskipun Jaka adalah seniornya, ia tak pernah merasa takut kalau sampai lelaki itu menegurnya karena telah bersikap tidak sopan. Sebab dia sudah tahu kalau Jaka bukanlah orang yang seperti itu. Lelaki itu selalu bersikap masa bodoh kepada siapapun.

"Oh ya, dia juga nitip pesan. Katanya, sorry gak bisa ngasih secara langsung. Lagi sibuk banget tuh anaknya," ucap Jaka sembari menunjuk Satya dengan menggunakan dagu. Kebetulan laki-laki yang ia maksud baru saja lewat di hadapan mereka sambil menyiapkan perlengkapan untuk rundown acara selanjutnya.

"Ya," jawab Acha tak minat.

Sedangkan Jaka sendiri hanya mengedikan bahunya. Lelaki itu merasa aneh melihat pasangan muda-mudi yang satu ini. Namun, sedetik kemudian ia berusaha untuk tidak ikut campur. Lagipula tugasnya sudah selesai.

***

Hari kedua ospek, Satya lagi-lagi menitipkan kotak makan yang sama dan dengan isi yang sama pula yakni roti isi selai coklat pada sahabatnya. Sepertinya lelaki itu sengaja membeli kotak makan yang sama dalam jumlah banyak. Seakan dirinya sudah menduga kalau kekasihnya itu tidak akan mungkin mengembalikan kotak makan yang sebelumnya.

Katakan ini seperti bentuk antisipasi. Biarlah dia dicap boros atau lebay kali ini. Namun, yang terpenting lelaki itu harus meluluhkan hati Acha terlebih dahulu.

"Nih, dari pacar lo," kata Jaka seraya menyodorkan kotak makan yang sama seperti kemarin.

Sejenak Acha menatap tak minat pada kotak makan itu untuk beberapa detik. Hingga akhirnya ia terpaksa menerimanya.

"Makasih," lirih gadis itu.

"Cepet baikan sana!" perintah Jaka pada gadis manis itu. Namun, Acha malah membalas ucapan itu dengan tatapan datar tanpa berniat menyahutinya.

***

Di hari ketiga, Satya masih tak mau menyerah. Untuk kesekian kalinya Jaka lagi-lagi menjadi perantara di antara mereka. Namun, kali ini lelaki itu tampak sudah jenuh karena keberadaannya seperti dimanfaatkan oleh mereka.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Where stories live. Discover now