Bab 50 | Go Away!

117 15 0
                                    

Di tempat lain dalam waktu yang sama, Wira tengah disibukan acara pembukaan cabang restoran ayam terbarunya. Beberapa jam yang lalu dia telah selesai meresmikan cabang itu dengan melakukan pemotongan pita sebagai bentuk simbolis. Kini lelaki itu tampak tersenyum puas sembari menatap satu persatu pelanggan yang hadir.

Wira sungguh tak menyangka kalau respon masyarakat begitu antusias terhadap grand opening restoran ini. Jadi, itu artinya usaha bisnis yang kesekian puluh kali ia bangun sebentar lagi akan menuai kesuksesan besar.

Sayangnya kebahagiaan tersebut tak berlangsung lama. Tak jauh dari tempatnya berdiri, dia bisa melihat dari arah pintu masuk datang seorang gadis dengan penampilannya yang begitu mencolok.

Dalam hitungan detik, kini setiap pasang mata langsung tertuju padanya. Sorot mata mereka menyiratkan kekaguman. Namun berbeda dengan lelaki itu, dia seperti enggan sekali bertemu dengan orang itu. Karena Wira selalu menjunjung tinggi sikap profesional dalam urusan pekerjaan, jadi dia tak bisa dengan seenaknya mengusir orang itu.

"Wah, lihat siapa yang sukses mengembangkan cabang restoran barunya ini?!" kata gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Ayuna.

Wira mendengus sebal sembari memalingkan wajahnya. Lelaki itu sungguh tak mengerti maksud dari ucapan gadis ini. Antara memang dia sedang ingin memujinya. Atau malah sebaliknya, Ayuna hanya ingin menyindirnya.

"Apa cuman itu saja sambutanmu?" tanya gadis itu seraya tersenyum miring.

Akhirnya mau tak mau Wira terpaksa meladeni wanita itu. "Ada perlu apa kamu datang kemari?" balasnya sinis.

Ayuna lantas tertawa renyah. Sayangnya entah apa yang sedang ia tertawakan.

"Apa kamu lupa kalau separuh dari usah kuliner ini adalah milik Papaku?"

Wira tampak terdiam sembari menatapnya datar.

"Ah, aku tahu sekarang. Kamu pasti tidak tahu 'kan kalau sekarang usahanya dialihkan padaku?"

Diam-diam Wira mengepalkan kedua tangannya. Tebakan gadis itu tidak pernah melenceng sama sekali. Sebab dia juga baru mengetahui tentang fakta ini.

Itulah mengapa kemarin merupakan hari terburuknya. Lelaki itu merasa sangat keberatan karena harus bekerjasama dengan gadis licik seperti Ayuna. Di sisi lain ia juga terus kepikiran tentang kelanjutan hubungan rumah tangganya.

Itulah alasan yang membuat Wira nekat menghibur diri di salah satu Lounge. Awalnya dia hanya berniat menegak dua atau tiga gelas saja. Namun, lama-kelamaan lelaki itu malah kelewatan batas. Sampai-sampai berujung ia harus tumbang dan tak sadarkan diri.

Ayuna maju satu langkah lebih dekat pada lelaki itu. Sembari menatap Wira angkuh, ia melipat kedua tangannya di depan dada. Sejenak gadis cantik tersebut berbisik pelan, "Dan satu lagi! Jangan kau lupakan bahwa dibalik kesuksesanmu yang sekarang, ada jasa besar dari papaku."

"Urusanmu di sini cuman memastikan kalau semua berjalan dengan lancar, bukan?" ucap Wira sedikit menggeram.

"Sekarang kau bisa lihat sendiri. Jadi urusanmu kuanggap sudah selesai, lebih baik kau segera enyah dari hadapanku!" lanjutnya dengan nada sinis.

Persetan dengan sikap profesional, sekarang Wira sudah tak peduli lagi. Lelaki itu sungguh ingin sekali cepat-cepat mengusir Ayuna dari tempat ini.

"Wow! Aku sangat terkejut. Ternyata Tuan Muda Wira Prana Hariadi bisa mengusir orang juga," balas Ayuna sarkas. "Jangan terburu-buru, Pak. Aku datang bukan hanya untuk membahas hal itu saja."

Wira memutar kedua bola matanya malas. Dalam sekejap lelaki itu langsung bisa menyadari kalau sebentar lagi gadis cantik ini akan membuat ulah lagi.

"Aku punya kejutan lebih besar lagi buat kamu," bisik Ayuna pelan disertai seringai liciknya.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Where stories live. Discover now