Bab 33 | Tentang Michel

210 25 1
                                    

Juli, 2008

Bergabungnya Michel ke dalam kelompok relawan yang dibentuk untuk menyukseskan program acara kampusnya, membuat anggota yang lain seketika heboh. Seperti yang mereka ketahui bahwa Michel termasuk jajaran the most popular in campus. Maka tak heran kalau lelaki itu memiliki banyak penggemar.

Lagi pula siapa yang tidak terpikat dengan paras tampan, otak encer, background keluarga yang jelas, serta gayanya yang keren nan kece. Sudah pasti setiap kaum hawa yang ada di muka bumi ini, tak ada yang tak terpesona kepadanya. Namun, Michel tetaplah manusia biasa yang juga memiliki kekurangan.

Gelar semacam great seducer sudah melekat dalam dirinya. Ia memang pintar sekali bermain tarik ulur perasaan seorang wanita. Buktinya saja banyak mahasiswi dari kampus manapun serta dari prodi apapun sudah pasti pernah menjadi korbannya. Sering pula lelaki itu tiba-tiba pergi tanpa kabar, bila mana si korban sudah masuk ke dalam perangkapnya.

Namun, hal tersebut sepertinya tak berlaku bagi Echa. Saat Michel pertama kali bertemu dengan dengan gadis itu. Lelaki tersebut sempat dibuat kaget sekaligus terheran-heran karena Echa sepertinya tidak tertarik padanya.

"Chel, minggir dulu, itu Mbaknya mau lewat!" tegur seorang laki-laki pada temannya. Kebetulan posisi mereka sedang berdiri di dekat pintu masuk. Sehingga otomatis Michel sedikit menghalangi jalan.

Michel akhirnya sadar akan ucapan dari temannya tersebut, lantas menoleh ke belakang. Di sana sudah ada Echa yang sedang berdiri dengan wajah datar. Maka cepat-cepat Michel menggeser tubuhnya ke samping dan memberikan akses untuk gadis itu.

Echa tak bersuara, tetapi dia langsung berjalan melewati Michel. Gadis itu lantas duduk di kursi tepatnya di deretan paling depan tanpa mempedulikan orang-orang yang sedang berbisik membicarakannya.

Buset! Baru kali ini gue dicuekin, ucap Michel dalam hati.

***

Setelah pertemuan pertama tersebut, Michel semakin dibuat penasaran oleh gadis itu. Dia merasa kalau Echa berbeda dengan gadis-gadis yang pernah ia kenal sebelumnya. Namun, ia tak tahu apa yang membedakan mereka. Maka dari itu semenjak hari pertama saat menjadi relawan, Michel ingin mencari tahu lebih dalam lagi.

Saat ini seluruh anggota kelompok sedang sibuk membersihkan gudang yang tampak dari luar seperti rumah biasa. Sebab di dalamnya terdapat dua buah ruangan yang bisa dijadikan kamar, satu buah kamar mandi, ruang tengah dan juga dapur. Di sanalah mereka akan tinggal dalam waktu dua minggu ke depan.

Kebetulan gudang tersebut letaknya berdekatan dengan Balai Desa. Jadi, mereka tak perlu menempuh jarak jauh untuk sampai di posko.

Sebelum memulai kerja bakti, mereka memutuskan berbagi tugas. Untuk kaum laki-laki, mereka bertugas mengeluarkan barang seperti meja dan kursi untuk kemudian ditata rapi sisi samping balai desa. Sedangkan untuk kaum perempuan, mereka bertugas menyapu dan mengepel lantai.

Ketika melihat Echa yang hendak menyapu lantai, Michel tiba-tiba ingin caper di depannya. Ia menawarkan diri ke Malik, si ketua kelompok, membantu mengangkat sebuah meja panjang.

Awalnya Michel tak curiga sama sekali. Namun, tiba-tiba ada seekor serangga yang terbang dan hinggap di tangannya.

"ANJ–KECOAK!"

Michel spontan memekik kaget sembari mengibas-kibaskan tangannya. Sehingga otomatis pegangannya pun terlepas.

"Chel! Kok dibanting sih?! Nanti rusak gimana? Ini meja bukan punya kita ya!" omel Malik yang sama sekali tidak digubris oleh lelaki itu karena dia sibuk menyingkirkan hewan yang hobinya terbang dan hinggap di mana saja yang ia mau.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang