Bab 67 | Bernyali Besar

134 19 0
                                    

Pagi-pagi sekali Acha pergi ke rumah kakaknya dengan harapan bisa dimaafkan atas segala kesalahan yang telah ia perbuat kemarin. Sesuai janji Jaka pun ikut menemani wanita itu. Selama diperjalanan tak ada obrolan sama sekali di antara mereka. Keduanya sama-sama sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Berbeda dengan Jaka yang tampak santai dengan sesekali kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama lagu I'm Yours milik Jason Mraz yang terputar melalui radio mobil. Di sampingnya ada Acha yang sedari tadi tengah duduk gelisah. Sepertinya perasaan wanita itu tak tenang, sehingga membuatnya sedikit tidak fokus. Bahkan ketika Jaka mengajaknya turun dari mobil, wanita tersebut malah tetap diam di tempatnya.

"Kenapa lo? Takut?" tebak Jaka seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Kira-kira Mbak Echa bisa maafin gue nggak ya?" balas Acha lesu dengan pandangan mata yang tampak kosong.

Alih-alih memasang wajah sinis seperti biasanya, Jaka malah tersenyum manis kepada wanita itu.

"Lo datang ke sini dengan niat baik aja udah bagus banget. Jadi, menurut gue gak ada alasan buat Echa untuk gak maafin lo."

Namun, Acha masih menatapnya ragu.

"Udah, ah, jangan overthiking mulu! Pantat gue pegel nih duduk lama-lama di sini terus. Yuk, turun!" ajak lelaki itu seraya membuka pintu mobil, lalu segera turun dari sana.

Jaka berjalan memimpin di depan, sedangkan Acha mengikutinya dari belakang. Sesampainya mereka di depan pintu, lelaki itu lantas membunyikan bel. Setelah menunggu beberapa saat pintu kayu di hadapan mereka pun terbuka. Sedetik kemudian si pemilik rumah akhirnya muncul dari dalam sana.

"Loh, Jak? Tumben ke sini gak ngabarin dulu," sapa si pemilik rumah tersebut.

"Iya, Sat, sorry. Gue tadi ke sini cuman mau nemenin seseorang," balas Jaka santai. Rupanya orang yang membukakan pintu untuk mereka adalah Satya.

"Siapa?" tanya Satya seraya sedikit melongokan kepalanya demi mencari keberadaan seseorang yang dimaksud sahabat lama itu.

Jaka sadar kalau sedari tadi Acha sengaja bersembunyi di balik punggungnya. Jadi, lelaki itu sedikit menggeser tubuhnya ke samping supaya Satya bisa melihat keberadaannya.

Ketika Satya akhirnya tahu, sontak saja suasana langsung berubah canggung. Acha tampak menundukan kepala dalam-dalam demi menghindari tatapan lelaki yang ada di hadapannya saat ini. Sedangkan Satya juga tampak tertegun cukup lama. Namun, semuanya langsung berubah ketika tiba-tiba saja lelaki itu tersenyum lebar.

"Mau ketemu Echa 'kan?" tanya Satya dengan nada lembut.

Sejenak Acha sempat merindukan sosok Satya yang seperti ini. Namun, sedetik kemudian ia buru-buru menggelengkan kepalanya. Wanita itu sadar kalau ini salah. Tak seharusnya Acha terlena untuk kesekian kalinya.

Wanita itu lantas mengangkat kepalanya. Sehingga tak sengaja netra miliknya beradu dengan manik indah milik sang mantan kekasih.

"Ehm.. Mbak Echanya ada, Mas?" tanya Acha kikuk dengan suara yang terlampau pelan. Bahkan saking pelannya hampir saja Satya maupun Jaka tak dapat mendengarnya.

Senyuman ayah dari dua anak itu kian melebar. Ia begitu senang dengan kedatangan tak terduga adik iparnya ini. Setidaknya firasat lelaki itu mengatakan kalau niat Acha kali ini benar-benar tulus. Jadi ia tak ingin membuang-buang waktu lebih lama lagi, tanpa perlu sungkan-sungkan Satya langsung mempersilahkan mereka masuk.

"Masuk, yuk!" ajaknya seraya membuka pintu rumah lebar-lebar.

Jaka menyuruh Acha untuk mengikuti langkahnya kembali. Baru saja sampai di ruang tamu, tiba-tiba Echa muncul dari dalam. Dengan balutan baju rumahan yang tampak nyaman dipakainya, ia pun berjalan menghampiri mereka.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Where stories live. Discover now