Bab 20 | Dia Benar-benar Datang?

195 32 1
                                    

Selama Echa di Jogja, wanita itu sibuk merawat ibu mertuanya. Dia selalu mengingatkan agar ibunya tidak sampai melawatkan jam makan dan selalu rutin meminum obat. Beruntung kondisi beliau kini mulai membaik. Mungkin kedatangannya bersama Agni benar-benar menjadi obat penyembuh paling ampuh baginya.

"Kamu ngetawain apa toh, Rum?" tanya Echa saat dirinya baru saja memasuki area dapur.

Arumi yang marasa terpanggil lantas menjawab, "Ini loh Mbak, Mas Satya lucu men toh! Masak ya dia baru nyadar kalo ditinggal pergi istri sama anaknya."

Mendengar nama Satya disebut, membuat raut wajah Echa seketika memucat. Sebenarnya baik Arumi dan juga Ibu, mereka masih belum tahu tentang hal yang telah terjadi antara dirinya dan suaminya itu. Namun berbeda dengan Arumi, gadis itu sudah bisa membaca situasi kalau ada yang tidak beres dengan kondisi rumah tangga kakaknya. Mungkin mereka baru saja bertengkar atau apalah itu, tapi yang jelas semoga tidak sampai menjadi hal yang buruk.

"Mbak," panggil Arumi saat melihat kakak iparnya malah melamun. Echa yang tersentak lantas menoleh kepadanya.

"Gak papa 'kan kalo Mas Satya nyusul ke sini?" tanya Arumi ragu-ragu. Sepertinya dia merasa bersalah karena tak membicarakan perihal ini terlebih dahulu pada Echa.

Di luar dugaan Echa malah membalas dengan senyuman lebar.

"Gak papa, Rum. Ini 'kan rumah orang tuanya. Wajar dong kalo dia nyusul ke sini," balas wanita itu yang akhirnya membuat hati Arumi merasa lega.

"Oke, Mas Satya bilang kalo dia berangkatnya malam ini," terang gadis itu.

Echa seketika mengerutkan alisnya.

"Harus malam ini banget ya?"

"Iya, tadi bilangnya gitu. Mungkin udah kangen kali sama sampeyan," goda Arumi sambil menaik-turunkan alisnya.

Kedua pipi Echa tampak bersemu merah.

"Mana ada yang kayak gitu! Yang jelas dia kangen sama Ibu dong!" elaknya seraya berbalik menghadap kompor, hendak memulai kegiatan memasaknya.

"Ciyeee~ salting.."

"Hush! Udah-udah! Sini bantu Mbak siapin makan siang. Kasihan Ibu, nanti maag-nya kambuh lagi."

Arumi memutuskan berhenti menggodai Echa lagi. Selanjutnya dia langsung bangkit dari tempat duduk dan membantu kakaknya itu.

***

Sekitar jam satu dini hari, Satya baru saja sampai di rumahnya. Ya, rumah ini adalah rumah yang ia tinggali sejak kecil sampai dirinya memutuskan pindah ke luar kota dan membawa serta istrinya. Saat ini keadaan rumah terlihat sepi karena semua penghuninya sudah terlelap dalam tidur, terkecuali Arumi.

Gadis itu memang terbiasa tidur hingga larut malam karena harus menyelesaikan deadline tugas kuliahnya terlebih dahulu. Ya, adik Satya satu-satunya itu memang masih menempuh pendidikan di bangku kuliah. Jadi, Satya pikir Arumi tidak mungkin keberatan kalau dimintai tolong membukakan pintu untuknya.

Tok.. tok.. tok..

"Rum," panggil Satya sambil mengetuk pelan pintu rumah.

Selang beberapa detik kemudian, terdengar seseorang yang tengah membukakan pintu itu.

"Kok malam men toh, Mas? Tak pikir sampeyan sampainya jam sembilan atau gak jam sepuluh," kata Arumi seraya menyalami kakaknya.

"Iya, maaf. Tadi sebelum berangkat, ada yang perlu aku selesaiin dulu," jelas Satya disertai dengan nada penyesalan.

Cinta Salah Alamat | Sungjin Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang