15: Si Bangsawan Tersesat & Gadis Antah Berantah

91 31 0
                                    

Ava menciumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ava menciumnya.

Demi Hyang Jagad, Atman tahu bahwa seharusnya dia berhenti tapi tidak dia lakukan. Dia harus berhenti karena terakhir kali dia pikir, dia mencintai seseorang, orang itu menjelma menjadi semua sumber rasa sakit dunia dan kaki tangan dari induk wujud yang memporak-porandakan Shangkara.

Atman tidak tahu Ava yang mana yang menciumnya dan dia tidak mau repot-repot berpikir. Hanya ada satu Ava yang dia rela simpan dalam pikirannya; sosok yang muncul dalam dirinya setiap malam ketika mereka berada di dua kutub dunia yang berbeda. Perempuan yang dengan mudahnya menembus tenun pikirannya walau sejak lahir dia sudah merancang benaknya untuk tidak ditembus kaum dengan kemampuan mistik apapun.

Kulit Ava dirajut garis luka, setiap jengkalnya adalah tanda bekas luka yang menghitam, bersanding dengan garis panjang yang malang melintang. Dalam satu waktu, Atman bertanya-tanya apakah garis-garis luka itu berasal dari dirinya.

Lalu, dia menghabiskan menit-menit berikutnya, mencium setiap jejak seperti meminta ampun.

Dan Ava tidak mendengarnya minta maaf.

Ava menakutinya setengah mati, bukan karena perempuan itu bisa menundukkan mayat-mayat sesuka hatinya melainkan karena Atman menyadari dia rela terjun ke Neraka apapun yang Ava pilih dan bagaimana dia ingin menciumnya berkali-kali.

Kenapa begini? Atman memikirkannya berkali-kali.

Kenyataan bahwa benak mereka bertaut jauh sebelum keduanya bertemu, apakah itu membuat Atman jatuh cinta pada jiwa Ava lebih dulu?

Atman tidak pernah benar-benar merasakan nama Ava dalam mulutnya tapi kali ini dia mengucapkannya pelan, merasakan setiap huruf bergulir dari suaranya. Setiap kali ia memanggil nama gadis itu, Ava berjanji akan melindunginya maka Atman semakin memanggilnya, seolah-olah itu akan mengabulkan permintaannya.

Ketika Ava memintanya berhenti, ada binar pedih di matanya. Atman menduga-duga apa yang dipikirkan Ava, mungkin dia berpikir ini salah satu cara-cara Atman untuk membuat orang-orang mengabulkan permintaannya.

Dilihat dari keragu-raguan tubuh Ava, rasanya Atman benar dan Atman paham sepenuhnya. Dia tidak akan menyalahkan Ava atau merasa tersakiti, bagaimana pun juga dia pernah jatuh ke lubang serupa karena Manggali. Dia dialihkan oleh segala yang Manggali miliki, menurutinya seperti orang tanpa pikiran sendiri, memburu Ava padahal selama ini dia salah arah.

Kemudian, mereka berciuman kembali dan kali ini Ava tidak berhenti.

Semakin jauh Atman melaju, semakin ia menyadari bahwa Ava tidak akan mengubah keyakinannya. Ava sudah menetapkan tujuannya dan kesanalah Ava akan pergi. Sekilas, terlihat bahwa gadis itu ada di persimpangan jalan; mendengarkan Atman yang melarangnya melanggar Hukum Alam atau mengikuti rasa sakit dan menuntaskan dendamnya sendiri.

Ava punya hak untuk mendendam dan marah, dia berhak atas segala kekuatan yang kini ada di di bawah telapak kakinya tapi Atman tidak bisa membiarkan itu. Bukan saja karena tindakan Ava akan menghancurkan semua yang Shangkara punya —sekalipun itu mungkin akan membasmi Rakht —tapi juga karena Atman tidak sanggup melihatnya dikuasai Neraka di bawah mereka.

Senandung Jazirah (TAMAT)Where stories live. Discover now