21: Ini Tidak Akan Berakhir

197 38 1
                                    

Siapa yang bisa mencintaimu seperti aku ?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapa yang bisa mencintaimu seperti aku ?

Siapa yang bisa mencintaimu seperti aku ?

Siapa yang bisa mencintaimu seperti aku ?

Tidak ada. Tidak ada yang bisa melindunginya seperti Gada melindunginya.

Bersyukur, Ava, bersyukur. Ava membatin di dalam kamar.

Gada sudah mengantarnya kembali ke kamar lalu dia berdiri di ambang pintu, tidak ada siapa-siapa di selasar luar selain dirinya. Dingin dalam ruangan membuat Ava mengantuk, kelopak matanya mulai terasa berat. Tubuhnya menyerah pada cuaca, sampai dia mendudukan diri di tepi tempat tidur walau pikirannya masih berkecamuk soal Atman.

"Ava." Suara Gada memenuhi sudut ruangan. Ava menoleh, menemukan Gada sudah duduk di sebelah. Ada binar khidmat yang gemilang di matanya "Aku mencoba melindungimu."

Ava cuma mengangguk paham, terlalu mengantuk untuk bicara.

"Tidak ada gunanya mendengarkan Atman atau mencintainya." Tangan Gada meraih helai-helai rambut Ava. Suaranya begitu dekat dan aroma bunga melati menguar jelas dari Gada. "Tidak ada akhir yang bagus untuk kalian, percaya padaku."

Daya tak kasat mata mendorong Ava menuju Gada, kepalanya kini bersandar di bahu. Gada tidak beranjak, tangannya mengusap pipi Ava pelan, membuat Ava semakin mengantuk. Dalam pikirannya yang mengambang pelan, Ava merasa belum pernah berada sedekat ini dengan Gada dan kini semua terasa damai, jika ini yang Gada berikan padanya maka mengikuti Gada adalah tindakan yang benar.

"Percaya padaku," bisik Gada. "Tidak ada yang melindungimu seperti yang kulakukan."

Kelopak mata Ava dibelai Gada pelan hingga tertutup, tidak ada lagi yang dilihatnya, hanya suara Gada yang mengantarnya tidur. "Dan kau tidak akan menentang itu."

Ava merasakan tubuhnya didorong pelan ke tempat tidur, kemudian dia larut dalam kedamaian yang hangat. 

***

Hari berikutnya Runan menyerahkan naskah terbarunya, ada lukisan Ava —hasil kerja Khorib selama berjam-jam sambil ngedumel — di sebelah naskah. Jiun dan Shen menyukainya, saking sukanya bahkan menyandingkan dengan milik Manggali. Ava tidak tahu dari mana kedua orang itu mendapatkan karya Manggali tapi Ava tidak menyukai nama itu sama sekali apalagi karyanya.

Dalam satu naskah berita, Ava adalah perempuan pembawa penyakit, adalah mahluk mitologi yang menikmati darah untuk terus berkembangbiak dan memporak-porandakan Tri Loka. Semua dari Manggali. Dalam naskah yang lain, Ava adalah seorang dewi yang lahir atas kombinasi kekuatan Ilahi, dia yang pada akhirnya menghalau si penikmat darah. Ini punya Khorib dan Runan.

Jalang brengsek. Ava menahan kalimatnya dalam hati. Gada berdiri di belakangnya, baru saja menyerahkan kursi agar Ava bisa melihat-lihat hasil kerja Manggali.

Senandung Jazirah (TAMAT)Where stories live. Discover now