4 : Ikut Aku, Jadilah Pahlawan

194 47 14
                                    

Untuk pertama kalinya, Ava tidak gentar oleh ledakan dan tanah yang terus bergemuruh

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Untuk pertama kalinya, Ava tidak gentar oleh ledakan dan tanah yang terus bergemuruh. Tidak pula merasa tersesat di tengah pepohonan yang mengitarinya, justru ia melihat kehidupan di sekitarnya; hewan-hewan yang berlarian dan aliran sungai di kejauhan. 

Ava tidak tersentuh oleh kericuhan yang pecah di balik pepohonan. Duri-duri yang merambat ke permukaan, tidak ada yang menghampirinya, mereka mulai berdiri dalam posisi yang menghalangi apapun mendekat.

Kebebasan itu membuatnya tertawa, sampai matanya menangkap bayang-bayang perempuan di balik pepohonan; penampilannya begitu melebur di antara dahan. Sebagian wajahnya bersembunyi di balik tubuh pohon beringin, satu-satunya yang menunjukkan ia adalah sosok berbeda adalah pakaian serba hitam-putih.

Tubuhnya menari mengikuti angin, Ava kenal gerakannya. Ritme itu merayu-rayu Ava, mengundangnya pada kebebasan lain yang selama ini tidak dia miliki.

Mendadak, tarian itu diputus oleh hujaman cakra yang mendesing di udara.

Tubuh Ava terpental ke belakang, berguling kasar menghantam bebatuan. Belum usai rasa sakit, pendengerannya dirundung tawa melengking yang menyesakkan, dentuman lain menyusul, diikuti derap langkah kalut.

Tanah pijakan meletup-letup seiring dengan usaha Ava bangkit. Unsur-unsur itu mengikuti gerak jemari Ava. Didorong keinginan untuk bertahan, Ava menjeraba pada langit; lecutan akar kembali bangkit. Semua menukik pada perempuan penari dan pemilik cakra. Selagi si penari mengobarkan tawa yang menyesakkan, perempuan berjubah merah berteriak tanpa suara pada Ava.

"Mencarinya di Kuruksethra, Ava?" Gurat siluet penari membayangi Ava.

Asap debu memenuhi udara, pandangan Ava hanya menangkap sosok-sosok dalam siluet gelap. Dua anak panah melesat melewati pepohonan, hasil akhirnya meleset. Ada dua sosok lagi yang muncul, tepat saat Ava megap-megap di posisinya.

Gerak tubuh Ava berhenti ketika dirinya menghantam dinding, pepohonan di sekitarnya runtuh dengan sendirinya, namun tidak sosok-sosok bersenjata di sekitarnya. Tidak pula si penari.

Di sela pengelihatannya yang terbatas, Ava menemukan satu wajah yang lama dia dambakan. Sosoknya melesat melintasi kabut, pandangan mereka berserobok; Ava tidak buang-buang waktu dan langsung memeluknya.

"Jangan pernah kemari." Kalki berbisik.

" Kalki berbisik

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Senandung Jazirah (TAMAT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora