Dongeng Pengantar

165 36 2
                                    

Dalam suatu masa, sungai di seluruh dunia adalah darah dan darah tidak pernah berhenti mencari jalurnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dalam suatu masa, sungai di seluruh dunia adalah darah dan darah tidak pernah berhenti mencari jalurnya. Mereka bukannya menggantikan air atau menyaingi air, namun mereka dan air adalah sama. Merah atau putih, sama saja. Tidak ada yang berhak mengatakan mereka berdua tidak lahir dari sumber yang sama dalam bentuk serupa.

Raktabija namanya, telah lahir di waktu yang sama. Tidak pernah ada yang yakin bagaimana harus menceritakannya; haruskah dia disebut mahluk, roh atau raksasa? Tidak ada yang pernah yakin namun keberadaannya adalah sesuatu yang absolut.

Semua yang mengetahuinya, memanggilnya Mahluk, karena tidak ada yang tahu harus memanggilnya seperti apa. Raktabija adalah dirinya sendiri, tidak monster, tidak roh, tidak sebagai raksasa. Raktabija adalah Raktabija. 

Seluruh dunia, semua dunia tahu.

Dia mengikuti alurnya sendiri, membuat jalan sendiri. Sepanjang dunia ini berdiri, dia tidak pernah diizinkan alam masuk ke jazirah yang bukan miliknya. Sampai pada suatu hari, seseorang memutuskan melakukan hal lain dan menyalakan pusaka yang merobek batas dunia dan pergilah Raktabija ke jasmani yang membuka gerbang untuknya.

Pada suatu hari, pada dewa dan dewi putus asa —sesuatu yang seharusnya tidak mereka rasakan —karena tidak ada yang bisa membunuh Raktabija. Setiap kali mencoba, darah Raktabija akan berkembangbiak jadi setan-setan lain, roh-roh gelap yang dua kali lebih ganas.

Pada akhirnya, para dewa dan dewi menyatukan energi masing-masing dan membiarkan semua energinya termanifestasikan dalam diri seorang dewi.

Rencana yang agung memanggil pengorbanan besar, karena bahkan seorang dewa atau dewi mampu menalangi kombinasi semua energi sesamanya.

Yang pertama dirayu adalah Dewa Angin, sebut saja dia begitu, karena dia sendiri adalah pewaris dan penerus kekuatan Dewa Angin yang sejati. Sayangnya, sang dewa tengah melakukan meditasi dan memasuki masa senyap. Maka para dewa beralih ke pendampingnya. Seorang dewi yang terlahir sebagai puteri raja gunung, tidak ada yang ingat namanya. Dia hanya dikenal sebagai Puteri Raja Gunung dan Isteri Dewa Angin.

Puteri Raja Gunung yang penyabar dan penuh welas asih menerima tugasnya, menggantikan suami tercinta.

Energi yang diterima melebihi napasnya sendiri. Segenap kulitnya terbakar hangus, berubah jadi hitam legam, rambutnya yang semula adalah cokelat kayu nan lembut menjadi hitam pucat berserat kasar.

Setiap bulir energi yang merayapi pembuluh darahnya, menyakiti. Rasa sakit ditahannya hingga kelopak matanya berdarah-darah dan tiada lagi putih namun merah di matanya. Lidahnya yang dulu digunakan untuk mengucapkan cinta juga bermandikan darah.

Kendati demikian, kini dia punya segala kekuatan para dewa dan dewi.

Dengan segala daya, dia mengejar Raktabija. Kini ia berbekal senjata sendiri tangannya dan panas dari Alam Bawah di balik kaki sudah mengikutinya dengan patuh.

Senandung Jazirah (TAMAT)Where stories live. Discover now