11 : Dan, Kepadamu Aku Kembali

185 47 13
                                    

Kalian ada yang nonton The Crown di Netflix ? 

Kalian ada yang nonton The Crown di Netflix ? 

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Ava terlelap setelah bicara dengan Sorran. Sialnya, bahkan dalam tidur, suara Atman tidak meninggalkannya.

Rasanya seperti menonton lakon wayang, Ava melihat Atman lalu lalang di antara kerumunan di Balairung Majelis Agung. Kemudian pemandangan berganti menjadi pura tempat Atman mengobrol dengan beberapa pendeta. Tidak peduli apapun tempatnya, Atman selalu bekerja.

Ava melihat semuanya bagaikan burung yang terbang di langit.

Otot kaki Ava kelu kala menyadari lokasi berubah menjadi terlalu intim.

Sekarang, ia berdiri di ambang pintu sebuah kamar, tempat Atman berdiri di depan cermin. Bukan perkara besar berada di ruangan yang sama dengan Atman, masalahnya Ava melihatnya tanpa kemeja.

Dia tidak pernah melihat Atman sedekat itu dalam kondisi demikian. Sekarang, ia menemukan bekas-bekas luka di punggungnya, luka itu khas luka bekas Perang Pandan. Tradisi dimana lelaki bertarung, saling serang dengan pandan berduri.

Lewat cermin, Ava melihat ekspresi lelah di wajah Atman. Sesuatu yang langka karena selama ini air muka Atman selalu penuh ambisi dan tekad.

Dalam pengelihatannya, Atman melepaskan pakaian lalu melipatnya sendiri. Kepalanya mendongak ke cermin, saat itulah pandangan mereka beradu. Ava berdiri di belakang Atman, lelaki itu menelengkan kepala ke kanan, seolah memastikan keberadaan Ava.

Semakin dekat Ava dengan Atman, ia melihat corak lain di dada Atman yang melampaui bekas luka di punggungnya. Seolah sesuatu telah dicongkel keluar dari kulitnya.

"Keluar." suara Atman menggema. Ia memutar tubuh pada Ava, membuat Ava bergerak mundur, "kau tidak berhak ada di pikiranku. Apa yang kau lakukan?"

"Aku tidak mau berada di pikiranmu. Kau yang menarikku kemari," balas Ava lantang, "kau coba ambil alih pikiranku."

"Dan kau taruh racun di pikiranku."

"Kau kalah, aku lebih kuat darimu. Kau tidak bisa salahkan aku karena kau gagal." Ava sendiri dibuat kaget oleh kalimatnya yang terlampau nekat.

Lewat gerakan jemarinya, Ava tahu Atman menggerakkan angin lain. Ava sudah siap menghindar, tapi tidak ada yang terjadi. Wajah Atman pias saat menyadarinya.

"Kau... tidak bisa..." Atman terus menyudutkan Ava ke luar.

Mulut Ava bergerak untuk menjawab, tetapi perhatian mereka disela oleh retakan cermin di belakang Atman. Makin lama, garis retak menjalar sampai cermin habis, tekanan membuncah hingga permukaannya buyar ke lantai.

Keduanya mematung di tempat, sama-sama melihat permukaan cermin dengan cepat digantikan oleh yang baru.

Kali ini, ada pantulan lain yang tampil di cermin. Tiga orang, banyaknya.

Senandung Jazirah (TAMAT)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt