part 23

32.6K 1.4K 13
                                    

Mana nih yang udah nunggu cerita ini update.

Yuhuuu, i'm back guys.
Jangan lupa vote dan komennya, aku tunggu.

Akibat kekesalan Kayla pada Arya. Kayla menolak saat akan menemani Arya menemui temannya. Berakhir dengan Arya yang terus membujuk Kayla agar ikut dengannya.

"Ayo Kay, kasihan nanti istrinya tidak ada yang temani." Kayla tetap bergeming di atas kasurnya. Bayangan pensil alis yang berhasil Arya rampas masih menari-nari di otaknya.

Bukannya mendapat feedback untuk membeli pensil alis lagi, malah Kayla rugi. Mana harganya tidak murah lagi. Sayang sekali, jika tau akan berakhir seperti ini tidak akan Kayla susah payah ikut jastip.

"Kay, tidak sopan loh bersikap seperti ini pada tamu." Arya tampaknya sudah mulai kehabisan sabar dengan Kayla. Terdengar dari nada bicara laki-laki itu yang sekarang mulai menegas.

"Saya janji, nanti pensilnya saya ganti." Kayla mengehela nafas kasar.

Lalu dia turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Dia berjalan menuju ruang tamu, tempat tamu-tamu Arya berada.

Sebelum itu, Kayla melipir ke kamar mandi terlebih dulu untuk mencuci wajahnya, agar tidak terlihat terlalu sembab.

"Hai." Kayla memberikan senyum terbaiknya pada kedua orang dewasa didepannya, juga seorang batita yang duduk ditengah orang tuanya.

Kayla mendapat senyum balik dari kedua tamunya, mereka saling bersalam sebagai rasa hormat masing-masing.

Kayla sudah melihat di atas meja tersedia minuman dan juga beberapa cemilan yang tadi sudah dipersiapkan. Mungkin Arya yang membawanya kesini, begitu pikir Kayla.

Tidak lama setelah Kayla mendudukkan dirinya di sofa yang berseberangan, Arya pun muncul dari belakang mereka dan mengajak temannya untuk membahas pekerjaan di ruang kerjanya saja.

Kedua laki-laki seumuran itupun pergi meninggalkan Kayla dengan seorang ibu beserta batitanya.

"Maaf ya kalau kedatangan kami menganggu." Wanita didepan Kayla berucap sembari wajahnya mengeluarkan ekspresi tidak enaknya karena telah menganggu Kayla.

"Nggak kok kak, tadi ini aku lagi kesel aja sama Mas Arya." Ucap Kayla menyangkal. Dia mengatakan dengan raut wajah cemberut jika mengingat tentang kejadian yang tadi.

Wanita yang melihat raut wajah Kayla pun tersenyum. Merasa lucu dengan tingkah Kayla yang childish bersanding dengan Arya yang cuek bebek.

"Tadi aku habis nangis kak." Entah apa yang mendasari Kayla menceritakan hal itu, tapi Kayla merasa sosok didepannya ini memiliki aura kakak sekali. Sehingga Kayla bisa cepat nyaman berada di dekatnya.

"Beberapa Minggu lalu aku jastip pencil alis kan di teman yang lagi ke diluar negeri. Belum aku coba dong, rencananya mau aku review sekalian. Eh tapi sama Mas Arya malah dipakai gambar."

"Aku ya kesel banget kak. Mana aku cuma beli satu lagi." Kayla menceritakan hal itu dengan menggebu-gebu. Kekesalannya sangat terlihat dari raut wajahnya yang bersungut-sungut.

Perempuan didepan Kayla terkekeh lagi melihat bagaimana cara Kayla bercerita. Dia bersikap sebagai pendengar yang baik untuk Kayla.

"Eh aku baru sadar loh. Kamu Kayla beauty influencer itu kan?" Wanita terlihat sangat terkejut karena dia baru ngeh dengan orang yang sering di tonton nya di aplikasi merah itu.

"Kakak kenal aku?" Kayla menunjuk dirinya sendiri. Dia masih tidak yakin bahwa dirinya seterkenal itu dikalangan para wanita.

"Ya kenal dong, aku loh sering nonton Vidio kamu kalau lagi senggang."

"Wah kebetulan banget ya kita ketemu."

"Aku boleh foto bareng?" Wanita itu bertanya dengan penuh antusias.

Tanpa berpikir panjang kayla langsung menganggukinya, wanita yang belum Kayla ketahui namanya itu pun mengeluarkan handphone dari tasnya dan mengarahkan pada mereka berdua.

Beberapa kali jepret sudah mereka ambil, tidak lupa juga dengan mengajak batita yang sejak tadi hanya menjadi pendengar dengan sesekali mulutnya mengunyah cemilan yang ada.

"Nama kakak siapa?"

"Duh saking asiknya sampai lupa kenalan kita." Wanita itu menepuk keningnya. Lalu dia mengulurkan tangannya ke arah Kayla.

"Namaku Citra." Kayla menjabat tangan itu, dia mengangguk setelah berhasil mengetahui nama dari wanita didepannya.

Paha Kayla ditepuk-tepuk kecil oleh makhluk lucu. Kayla menunduk dan mendapati batita yang sedari tadi hanya diam, kini berusaha untuk berinteraksi dengan dirinya.

"Aduh yang lucu ini siapa namanya?" Kayla mencubit pelan pipi batita itu, dia merasa gemas dengan pipi yang terlihat akan tumpah itu.

Batita itu malah mengulurkan tangannya meminta untuk digendong oleh Kayla. Tanpa ragu Kayla langsung meraih tubuh gempal itu dan menggendongnya dengan senang. Batita itu juga tidak kalah senang karena berada dalam gendongan Kayla.

"Nama aku Vanya Tante." Citra, ibu batita itu mewakili anaknya untuk menjawab.

"Ih namanya lucu, kayak orangnya." Tangan Kayla tidak bisa untuk tidak mencubit pipi itu.

Batita itu mulai merengek, karena tidak suka jika pipinya dicubit berulang kali. Tangan kecil, itu menunjuk ke arah halaman rumah, meminta Kayla untuk membawanya kesana.

"Mau keluar kak." Sebelum mengikuti permintaan batita itu, Kayla lebih dulu meminta persetujuan dari Mamanya.

"Ya udah, gapapa kita main di luar aja." Kedua wanita itupun mengikuti keinginan Vanya.

Mereka berjalan keluar dan menikmati suasana yang sejuk karena datangnya angin yang menerpa.
Di halaman rumah Kayla terdapat beberapa pohon yang menambah kesan sejuk disana.

"Rumahnya Arya yang desain sendiri?" Citra mengamati bangunan yang terlihat simpel namun juga terlihat mewah di waktu yang bersamaan.

Kayla ikut memperhatikan juga seperti yang Citra lakukan. Saat pertama kali melihat rumah ini pun Kayla berhasil dibuat jatuh cinta dengan desainnya.

"Iya mungkin kak, setalah nikah tiba-tiba aja Mas Arya langsung ngajak pindahan aja." Citra mengangguk-angguk.

"Bagus ya, nanti kalau aku mau renovasi mau pakai jasa suami kamu deh."

Kedua wanita itu terkekeh, meraka lanjut berbincang-bincang ringan seputar kejadian yang sedang viral akhir-akhir ini. Sembari langkah mereka pelan mengikut batita yang tengah asik meng-eksplor halaman rumah ini.

Saat Vanya akan menunduk untuk mengambil tanah, dengan sigap Kayla mengambil tubuh batita itu dan digendongnya.

Dia membercandai Vanya agar anak itu lupa dengan tanah dan tidak mengotori tubuhnya. Citra asik mengamati interaksi yang terjadi antara Kayla dan juga anaknya, hingga tidak sadar sebuah pertanyaan sensitif keluar dari mulutnya.

"Kamu tidak mau punya anak? Padahal sudah cocok loh." Kayla langsung terdiam mematung mendengar itu.

Beberapa detik keheningan terjadi hingga akhirnya Citra baru menyadari bahwa apa yang ditanyakannya sudah tidak sopan.

"Maaf maaf, aku gak bermaksud." Citra meminta maaf kepada Kayla.

"Gapapa kok kak, udah biasa juga." Suasana yang tadinya hangat seketika berubah menjadi canggung antara keduanya.

"Sebenarnya aku juga mau kak, tapi ya emang belum rejekinya aja." Citra mendengarkan apa yang Kayla katakan. Dia mendaratkan tangannya di bahu Kayla dan mengusapnya pelan.

"Yang sabar ya, paling sebentar lagi kamu juga bakal dapat."

"Amin." Kayla menjawab dari lubuk hati yang paling dalam.

Tbc

Wifey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang